Stunting
Genting Buleleng, Upaya Holistik dan Kolaboratif Turunkan Stunting. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG – Penurunan angka stunting di Kabupaten Buleleng harus dilakukan secara holistik, kolaboratif oleh seluruh stakeholder. Sasaran prioritas penangan stunting adalah sosialisasi calon pengantin, kesehatan ibu hamil dan bayi serta kecukupan gizinya. Demikan sampaikan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Buleleng, Ni Made Rousmini saat meluncurkan Gerakan Penurunan Stunting (Genting) Buleleng di Taman Kota Singaraja, Minggu (27/8/2023).

Mewakili Pj. Bupati Buleleng, Asisten Rousmini mengatakan target Buleleng di tahun 2023 diharapkan bisa menurunkan angka stunting sesuai target RPD diangka 8%. Untuk itu diperlukan kerja keras semua pihak secara kolaboratif.

“Kegiatan Genting hari ini saya apresiasi dalam upaya menurunkan angka stunting ke depannya, salah satunya dengan edukasi kepada calon pengantin yang sejak remaja harus dipersiapkan,” sebutnya.

Senada dengan Asisten Rousmini, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Buleleng, I Nyoman Riang Pustaka dalam laporannya mengatakan Genting Buleleng adalah upaya semua pihak karena sangat mendesak, penting dan prioritas untuk menurunkan angka stunting yang merupakan tantangan bangsa saat ini dan Buleleng khususnya untuk menciptakan generasi emas ke depannya.

Baca Juga :  Polisi Periksa Pemeran Video Diduga Pelajar Asal Buleleng

Lebih lanjut dalam peluncuran Genting Buleleng malam ini, disematkan kegiatan sosialisasi kepada 100 calon pengantin yaitu remaja usia 21 keatas seperti teruna-teruni dan mahasiswa.

“Kegiatan ini terinspirasi dari keprihatinan kondisi kekinian banyak rumah tangga yang berpisah yang berdampak pada kepincangan pola asuh yang dialami anak-anak,” ujarnya.

Selain itu telah disampaikan hasil kajian para pakar bahwa salah satu penyebab terjadinya stunting adalah akibat pola asuh yang salah. Disamping memang karena faktor-faktor penyebab lain seperti kekurangan gizi, sanitasi tidak sehat serta sebab-sebab yang lain seperti banyaknya pernikahan di usia muda dan ketidaksiapan mental dan fisik serta remaja yang memasuki bahtera rumah tangga yang berdampak pada dilahirkannya anak-anak stunting.

Dari data, Kadis Riang menyampaikan jumlah penduduk umur 20 s.d 24 tahun di Buleleng sangat besar yakni laki laki 58. 297 jiwa, perempuan 54.551 jiwa. Untuk di Kecamatan Buleleng telah terdata hampir 9.000 remaja akan kita berikan pembekalan.

“Malam ini baru bisa menyasar 100 org melalui media tradisional bondres dan tayangan film keluarga dan selanjutnya akan diberikan pembekalan oleh para narasumber yang berkompeten,” ucapnya.

Diharapkan dengan kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku keluarga serta masyarakat guna mewujudkan keluarga yang berencana dan berkualitas dalam rangka percepatan penurunan stunting.(sri/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News