NFT Ghozali
Ghozali Everyday (paling kiri, baju putih) saat menceritakan pengalamannya bersama teman-teman TokoCrypto di Bali. Sumber Foto : aar/Bpn

BALIPORTALNEWS.COM, BADUNG – Pasca swa-foto atau foto selfienya laku miliaran Rupiah di pasar non-fungible token (NFT) viral di media sosial, Sultan Gustaf Al Ghozali alias Ghozali Everyday menyempatkan diri untuk berbagi pengalamanya bersama TokoCrypto dan TokoMall di Bali. Bertempat di T-Hub Bali by Tokocypto, Jalan Batu Belig, Kuta Utara, Badung, pada Minggu (16/1/2021) siang, Ghozali menceritakannya secara langsung dalam acara talkshow yang digelar oleh TokoCrypto.

Dalam kesempatannya tersebut, kepada Jurnalis Baliportalnews.com, Ghozali menceritakan bagaimana awal mulanya dia mengunggah secara tak sengaja (iseng) foto selfienya tersebut ke platform pasar NFT.

Dimana saat itu dirinya mulai membuat foto tersebut sejak lulus SMK pada tahun 2017, hingga terhitung ada sebanyak 900 lebih foto yang diunggah sampai dengan Desember 2021. Dirinya mengaku tak menyangka, bahwa foto yang dia unggah tersebut ternyata laku terjual hingga Rp1,5 Miliar.

“Awalnya saya iseng bikin foto dari pas lulus sekolah tahun 2017, yang tadinya mau dikumpulin sampe lulus kuliah buat digabung dijadiin animasi. Trus pas akhir Desember kemarin (2021), saya coba iseng upload di NFT buat di promosiin. Ga nyangka kalau bakal ada yang beli, karena kalau diliat karya-karya di NFT isinya bagus-bagus semua,” jelasnya kepada wartawan Baliportalnews.com.

Baca Juga :  Badung Gelar Apel HUT Damkar Ke-105, Jadikan Momentum Melaksanakan Tugas Dengan Penuh Disiplin dan Tanggung Jawab

Selanjutnya, Ghozali juga menjelaskan bahwa dirinya memang menyukai dunia animasi sejak duduk dibangku sekolah menengah atas, yang membuat dirinya memiliki obsesi yang tinggi untuk membuat karya-karya serupa walaupun dengan modal yang cukup sederhana. Kemudian, saat dirinya disinggung telah menjadi miliarder dadakan, dengan wajah lugu Ghozali menerangkan bahwa penghasilan yang dia dapat dari NFT tersebut akan dipergunakan untuk membantu orang tuanya dan selebihnya dia akan gunakan untuk kepentingan investasi di dunia animasi digital ke depan.

“Ya kemarin saya sempat deg-degan juga pas di tweet oleh Dirjen Pajak karena beritanya viral kemana-mana. Tapi yang jelas, pertama saya ingin membantu orang tua dulu, juga pengen ditabung buat bikin studio animasi sendiri kedepannya,” ujar Ghozali sambil tersenyum.

Baca Juga :  Pemkot Denpasar Gelar Pasar Murah, Tekan Angka Inflasi Pada Hari Suci Galungan dan Kuningan

Sementara itu, Quini Arantxa selaku Community Team TokoCrypto yang mendampingi Ghozali Everyday selama di Bali memaparkan, terkait ramainya pemberitaan NFT beberapa waktu belakangan ini dirinya mencoba memberikan sedikit pemahaman terkait apa itu NFT melalui sudut pandang TokoMall kepada masyarakat. Menurutnya, meski tergolong baru token ini memang dinilai sangat cocok untuk memperjualbelikan karya seni digital. NFT adalah sebuah token yang beroperasi dalam jaringan Binance Smart Contract (BSC). Fungsi utamanya adalah sebagai alat tukar dalam transaksi jual beli NFT. Token ini diciptakan oleh Enter, perusahaan blockchain asal Norwegia.

Sejak diperkenalkan pada 22 April 2021 lalu, NFT ART token cenderung fokus pada ekosistem karya seni digital. Sebab, market Enter sendiri ada pada dunia seni digital, terutama fotografi, video, dan juga musik. Keunggulan utama token ini terletak pada biaya transaksinya yang cukup rendah, bahkan tidak menerapkan biaya pendaftaran sama sekali. Menariknya lagi, seniman NFT bisa mendapatkan komisi tambahan pada tiap karyanya yang berpindah tangan.

Baca Juga :  Booth UMK Binaan PLN Tawarkan Berbagai Produk Khas Daerah di INACRAFT 2024

“Sebagai salah market place yang dimiliki oleh TokoCrypto, TokoMall merupakan pelopor NFT yang ada di Indonesia untuk memwadahi aset-aset kreatif maupun koleksi digital. NFT yang beroperasi di TokoMall melalui mekanisme hiper deflasi, memungkinkan penggunanya untuk bisa mendapatkan passive income berupa NFT yang didapat secara real-time. Berdasarkan Official Website dari NFT token, yang operasional mengikuti 6 prinsip, yaitu Deflasi, Utilitas, Passive Income, Biaya Transaksi Rendah, dan Tokenomics (tanpa pemilik). Jadi rasanya tidak berlebihan jika menganggap masa depan NFT ini cukup cerah. Terlebih, mekanisme operasional yang diterapkan pun sangat mendukung kesejahteraan para seniman digtial,” papar Quini kepada Baliportalnews.com. (aar/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News