HK
Buku berjudul Srila Prabhupada Lilamrta-Volume Two Planting The Seed New York City 1965-1966 ‘A Biography of His Divine Grace-A.C.Bhaktivedanta Swami Prabhupada Founder-Acharya of the ISKCON oleh Satsvarupa Dasa Goswami. Sumber Foto : aar/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Pasca keluarnya Surat Keputusan Bersama (SKB), No.106/PHDI-Bali/XII/2020, PHDI bersama dengan MDA Provinsi Bali, yang berisi tentang pelarangan kegiatan ritual sampradaya non-dresta Bali di wewidangan Desa Adat yang bertentangan dengan sukerta tata parahyangan, awig-awig, perarem dan atau dresta Desa Adat masing-masing, dinilai makin memperuncing konflik yang terjadi di masyarakat Bali khususnya antara para penganut keyakinan International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) dengan kelompok masyarakat pembela Hindu Dresta Bali.

Kini konflik telah berimplikasi hingga ke tingkat desa adat, khususnya terhadap keberadaan ashram Sampradaya ISKCON yang ada di pedesaan hampir di seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Bali.

Baca Juga :  Pemkot Denpasar Berikan Penghargaan Bagi Calon Pensiunan PNS

Faktanya kini, yang terjadi justru aksi-aksi yang bersifat intimidasi dari para oknum yang mengaku dari Desa Adat, dengan melakukan penyegelan secara sepihak kepada sebagian ashram-ashram ISKCON yang ada di Bali, yang juga secara tidak langsung menimbulkan keresahan dan gejolak bagi para penganut keyakinan Hare Krishna (HK) ISKCON yang ada di Bali.

Namun demikian, masalah ini masih perlu kita sikapi dengan pikiran yang jernih, bahwa kelompok HK ISKCON ini, masih bagian atas umat Hindu di Bali. Pasalnya, Hindu adalah agama yang mereka percaya sebagai dasar keberadaan alirannya, yang mereka percaya memiliki siklus tangga hidup, dari terendah hingga tertinggi (Nista, Madya, Utama), bahkan tidak ada unsur paksaan dalam memahaminya, sebab ada ruang-ruang untuk menapaki tataran sesuai kemampuan setiap individu Hindu tersebut.

Baca Juga :  Sekda Alit Wiradana Lepas Peserta Program Mudik Gratis Ikawangi

“Sampradaya lebih terbuka tidak berdasarkan golongan darah, melainkan berdasarkan minat, komitmen, dan integritas individu yang mempelajari Weda dari sisi garis perguruan Waisnawa,” ungkap Mantan Ketua ISKCON Bali atau SAKKHI periode 2002-2007, Ir. I Made Amir Karang, pada Rabu (19/5/2021) pagi.

Dalam kesempatannya tersebut, Made Amir mengatakan, untuk dapat masuk ke dalam fase yang lebih dalam, dalam meyakini Sri Krishna sebagai Tuhan, berawal dengan dirinya belajar memahami Hindu, termasuk mempelajari Buku berjudul Srila Prabhupada Lilamrta-Volume Two Planting The Seed New York City 1965-1966 ‘A Biography of His Divine Grace-A.C.Bhaktivedanta Swami Prabhupada Founder-Acharya of the ISKCON oleh Satsvarupa Dasa Goswami.

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News