Mahasabha XII KMHDI
Ketua Presidium KMHDI 2018-2020, Kadek Andre Nuaba. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, BOGOR – Keberagaman yang dimiliki Indonesia adalah sebuah anugerah yang tidak banyak dimiliki oleh bangsa lain. Namun belakangan ini, keberagaman yang dimiliki justru diangkat menjadi isu-isu sensitif yang dapat memecah belah persatuan bangsa. Isu SARA memang menjadi isu yang sangat mudah untuk “digoreng” oleh oknum yang tak ingin melihat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Dalam sambutannya pada pembukaan Kongres Nasional Mahasabha XII Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) yang digelar di Pusdiklat MK RI, Cisarua, Bogor, pada Kamis (18/3/2021), I Kadek Andre Nuaba selaku Ketua Presidium KMHDI 2018-2020 mengingatkan kepada seluruh generasi muda Hindu di Indonesia untuk tidak mudah terprovokasi oleh Isu SARA. Ia menyampaikan bahwa masih banyak masalah yang harus diselesaikan oleh generasi muda Hindu.

Baca Juga :  Astra Siaga Lebaran 2024, Siap Temani Pemudik dengan 299 Bengkel dan 805 Teknisi

“Sudah terlalu lama kita larut dalam hal-hal remeh seperti isu SARA yang kerap kali menyita waktu, pikiran, dan energi kita. Sebagai generasi muda Hindu yang nantinya akan mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan, sudah tentu kita harus mendedikasikan waktu kita untuk hal yang lebih berguna. Hindu kini dihadapkan pada berbagai permasalahan yang sangat krusial seperti permasalahan ekonomi, pendidikan, dan lainnya,” kata Andre Nuaba dalam sambutannya.

Ia juga menegaskan bahwa perbedaan adalah kekuatan untuk melakukan akselerasi ke depan menuju Indonesia Maju. Ia juga mencontohkan bahwa Hindu juga memiliki perbedaan di setiap daerahnya dan tentu memiliki masalahnya masing-masing.

Baca Juga :  Turnamen Kartu Pokémon Regional League 2023-24 Indonesia Vol. 3 Siap Digelar di Bali

“Sudah bukan zamannya lagi menjual perbedaan untuk memecah belah persatuan bangsa. Kini saatnya perbedaanlah yang menjadi pondasi kuat dalam membangun bangsa dan negara. Sebagai generasi muda Hindu, kita mesti sadar bahwa Hindu pun di tiap-tiap daerah memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing yang tentunya memiliki permasalahannya tersendiri. Permasalahan umat yang ada di lapanganlah yang harus kita selesaikan sebagai generasi muda Hindu yang progresif. Seperti kata Pak Jokowi, kita tidak bisa hidup sebagai Menara Gadin,” tutup Andre Nuaba.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News