Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM – Beramai-ramai datang menyaksikan sebuah ritual yang bersifat sakral di suatu daerah tidak semestinya diartikan sebagai tontonan semata, sebab hal tersebut adalah warisan budaya yang patut diapresiasi oleh seluruh masyarakat. Selain itu, melalui ritual budaya generasi muda dapat mempelajari nilai-nilai tradisi yang memercikkan rasa cinta akan budaya tersebut sehingga suatu hari seluruh generasi muda dapat ‘menghadiahkannya’ kepada anak cucu sebagai peninggalan paling mahal.

Rumah Karya Indonesia bersama-sama dengan masyarakat Tanah Karo, khususnya keluarga besar masyarakat Desa Dokan akan menghadirkan ritual yang disebut “Ritual Penusur Sira” atau secara harfiah berarti Ritual menurunkan garam. Ritual ini akan di adakan pada Kamis, 11 Mei 2017 saat matahari mulai terbit di Desa Dokan, Kecamatan Merek, dalam Dokan Arts Festival #3.

Baca Juga :  Tingkatkan Optimalisasi Peran Organisasi Bagi Masyarakat, DWP Kota Denpasar Kaji Tiru ke DWP Kota Yogyakarta

Ritual Penusur Sira dalam keyakinan yang disebut ‘Pemena’ tersebut diyakini dapat menerawang hal baik dan buruk. Sira (Garam) yang ada di rumah adat Siwaluh Jabu diyakini masyarakat Dokan adalah jelmaan dari nini si br pakkar. Menurut beberapa narasumber yang ada di Desa Dokan, sumber garam yang ada di Siwaluh Jabu tidak pernah habis walaupun telah dipakai berkali-kali khusus untuk aktivitas masyarakat setempat.

Tradisi kuno tersebut saat ini seakan menjadi kenangan yang tersimpan rapi sebagai kearifan lokal Desa Dokan. Namun pemilik sira yaitu Ginting Mergana beserta Anak Beru bersedia apabila ritual tersebut dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan Dokan Arts Festival #3. Meskipun konteks zaman kini sudah modern, ritual tetap dijalankan seperti cara pelaksanaan ritual akan tetap dijalankan sebagaimana mestinya.

Baca Juga :  ITDC Pertahankan Sertifikasi SNI ISO 37001:2016

Upaya panitia Dokan Arts Festival #3 untuk menghidupkan tradisi tidak hanya menggelar ritual penusur sira, sebab akan ada banyak pertunjukan seni budaya oleh pengisi acara yang berasal dari Medan, Tanah Karo dan daerah lainnya. Panitia Dokan Arts Festival #3 juga menggalang aksi dana untuk dukungan terhadap festival ini, yakni dengan kaos berlogo Dokan Arts Festival #3 ( seratus ribu rupiah) serta tas ( tiga puluh ribu rupiah) dan stiker Dokan Arts Festival #3 yang harganya sepuluh ribu rupiah.

Bagi panitia, sedikit banyaknya jumlah dana bukan sebuah halangan dalam mewujudkan kecintaan akan tradisi. Bahkan, panitia juga telah menggelar Pre event sebanyak tiga kali, dimana ketiganya dilaksanakan secara beruntun di Berastagi, Kabanjahe dan baru-baru ini di Zeqita Coffee. Maka, semangat ini yang akan berkobar apabila seluruh kalangan memberi respon positif dengan perhatian dan dukungan akan terlaksananya acara ini. (r/bpn)


Pantau terus baliportalnews.com di :

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News