Putu Damayanti
Dari Jualan Canang, Omset Damayanti Tembus Rp15 juta. Sumber Foto : mon/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Canang adalah sarana upacara keagamaan umat Hindu di Bali untuk persembahan tiap harinya. Persembahan ini dapat ditemui di tempat suci seperti pura, kuil, tempat sembahyang kecil di rumah-rumah, dan juga di jalan-jalan.

Canang salah satu usaha dagang yang permintaannya cenderung naik apabila sedang ada hari raya seperti tilem, purnama, pagerwesi, galungan kuningan.

Ni Luh Putu Damayanti, pedagang canang di Jl.Tunjung Tutur Br. Paang Tebel Denpasar ini sudah berjualan selama hampir 3 tahun. canang yang ia jual beragam seperti canang tangkih dijual Rp5.000, canang ceper Rp17.000 dan canang bunter Rp10.000 selain canang ia juga menjual dupa dan banten hari raya seperti saraswati, otonan, tumpek landep.

“Walaupun pandemi saya bersyukur masih rame, hari-hari biasa banyak pembeli biasanya sekali belanja ambil 2-3 canang,” ungkap Putu Damayanti, Sabtu (15/10/2022).

Baca Juga :  Wali Kota Jaya Negara Tinjau Korban Kebakaran di Kawasan Jalan Turi, Kelurahan Kesiman

Lebih lanjut Putu Damayanti mengungkapkan omset penjualan per hari jika tidak ada hari raya sekitar Rp250.000-Rp300.000 dan jika dihitung per bulan mencapai sekitar Rp7.500.000. Sedangkan kalo ada hari raya penjualan bisa sampai Rp500.000 bahkan lebih. Jika dihitung perbulan omset penjualan canang sekitar Rp15.000.000.

“Ya saya berharap walaupun pandemi seperti ini semoga tetap ada pembeli yang mesan canang atau sarana upacara lainnya, karena canang kan salah satu sarana wajib yang harus kita haturkan,” jelasnya.

Berbeda dengan Putu Damayanti pasca pandemi saat ini masih rame pembeli, Ibu Luhde yang sudah berjualan canang dan dupa selama hampir 7 tahun di Pasar Poh Gading, Ubung Kaja, ini justru kurang bernasib baik pasalnya pasca pandemi penjualan canangnya menurun.

“Sekarang kan sebagian orang-orang lebih milih buat canang sendiri karena itu lebih sedikit mereka mengeluarkan uang, itu yang membuat penjualan saya jadi turun,apalagi sekarang semakin banyak ada dagang-dagang canang,” terang Luhde.

Lebih lanjut ia menerangkan omset penjualan dalam sehari kalau tidak ada hari raya sebelum pandemi sekitar Rp150.000, kalau ada hari raya sekitar Rp500.000 lebih. kalau sekarang turun pada saat tidak ada hari raya jadi sekitar Rp50.000-75.000. Jika ada hari raya sekitar Rp100.000-200.000. jadi sebulan omset penjualan canang sebelum pandemi Rp3.000.000 dan setelah pandemi turun sekitar Rp1.500.000.

Baca Juga :  PLN UID Bali Gelar Buka Puasa dan Berbagi Kebahagiaan Bersama Yatim Dhuafa pada Ramadhan 1445 H

“Berapapun yang saya dapat saya bersyukur yang penting masih bisa makan dan untuk kebutuhan sehari-hari masih bisa, ya semoga ekonomi disini semakin membaik,” tutupnya.(mon/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News