nelayan
Kepala Desa Girimas (baju merah) bersama petani dan nelayan saat mendatangi SPBU Giri Emas. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG – Puluhan lebih nelayan dan petani mendatangi Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) Giri Emas pada Senin (19/9/2022). Kedatangan mereka ke SPBU lantaran tak dilayani atau mendapat penolakan saat membeli Pertalite dengan jerigen 5 liter untuk keperluan pertanian dari pengelola SPBU di Giri Emas. Padahal saat membeli Pertalite mereka sudah membawa surat keterangan dari Kepala Desa Giri Emas langsung.

Kepala Desa Giri Emas, Wayan Saputra mengatakan pihaknya sudah menyampaikan kepada pengelola SPBU di desa setempat agar memprioritaskan para petani dan nelayan khusus di Desa Giri Emas saat membeli BBM subsidi. Bahkan kata Suputra sejumlah petani dan nelayan kadang harus bolak balik akibat terbentur aturan tidak bisa membeli dengan jirigen.

Baca Juga :  Respon Cepat Tangani Banjir, Pj Bupati Buleleng Instruksikan Dinas Terkait Bersihkan Saluran Air di Kalibukbuk

“Kalau seperti itu kan jelas kasihan warga saya, selama mereka mencari rekomendasi di desa untuk membeli bahan bakar demi kebutuhan pengairan di sawah serta melaut. Tapi rekomendasi itu malah ditolak oleh pengelola SPBU dengan alasan tidak diperbolehkan Pertamina. Karena terus menerus seperti itu, mereka mengeluh dan menyampaikannya aspirasinya ke SPBU,” papar Suputra.

Pihaknya pun mengaku sudah melakukan komunikasi maupun koordinasi dengan pemilik SPBU agar bisa menengahi persoalan ini. Hasilnya, para petani Subak Sawah Desa Adat Dangin Yeh Desa Giri Emas dan nelayan diberikan kebijaksanaan membeli 5 liter pertalite dan solar per hari. Maka dengan hasil itu ia berharap kepada Pertamina agar kebijakan pembelian BBM tersebut bisa dikaji ulang.

Baca Juga :  Cegah Kesemrawutan di Pasar, Pedagang Bermobil Diberi Tanda Pengenal

“SPBU kan di wilayah desa, mestinya mereka melayani. Kami yang tahu mana warga kami yang petani dan nelayan yang membutuhkan untuk pompa air dan perahu. Pemerintah menggebu-gebu mendesak desa harus bisa menekan inflasi, bagaimana bisa mencegah inflasi sementara petani yang berperan dalam ketahanan pangan tidak punya minyak untuk pengairan sawah,” pungkasnya.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News