Nyepi
Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara & Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Umat Hindu akan segera memperingati Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1944 tahun 2022, seluruh rangkaian akan dimulai dari Pemelastian, Tawur Agung Kesanga, Nyepi dan Ngembak Geni yang sarat makna. Hari Suci Nyepi yang diperingati setiap tahun sekali, kali ini jatuh pada 3 Maret mendatang. Kendati ditengah mewabahnya Virus Covid-19 yang melanda hampir semua negara, seluruh rangkaian Hari Suci Nyepi dapat dilaksanakan dengan khidmat sesuai dengan dresta masing-masing tanpa mengurangi makna, walaupun pelaksanaan rangkaianya menerapkan disiplin protokol kesehatan.

Upacara Pemelastian atau Melasti dilaksanakan sebagai bentuk penyucian bhuana alit dan bhuana agung. Dimana, pelaksanaan melasti di Kota Denpasar disepakati berlangsung secara terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, namun tidak mengurangi makna yang terkandung didalamnya pun masih kental dan tidak mengubah esensi makna pemelastian. Usai Melasti, dilanjutkan dengan pelaksanaan Tawur Agung Kesanga bertepatan dengan Tilem Sasih Kesanga yang serentak dilaksanakan di Catus Pata Desa, Catus Pata Kabupaten/Kota. Sesuai maknanya, hal ini dimaksudkan sebagai upaya menetralisir aura negatif yang berada pada palemahan serta nyomya bhuta kala.

Baca Juga :  Penerimaan Pajak di Bali Tumbuh 27,08 Persen, Kanwil DJP Bali Optimis Lampaui Target Penerimaan 2024

Pada Malam Pangerupukan yang identik dengan Nyomya Bhuta Kala dengan media ogoh-ogoh, namun berkenaan dengan kewaspadaan dan pencegahan penularan Covid-19, pawai ogoh-ogoh di Kota Denpasar disepakati dengan peserta terbatas serta menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sedangkan keesokan harinya merupakan pelaksanaan Hari Suci Nyepi (sipeng) mengawali Tahun caka 1943 dilaksanakan Catur Brata Penyepian yakni, Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungan dan Amati Lelanguan yang semuanya bermakna sebagai ajang penyucian diri dengan mulatsarira serta meningkatkan sradha dan bhakti. Pelaksanaan Catur Berata Penyepian ini diakhiri dengan Ngembak Geni yang bermakna penyucian lingkungan sosial melalui Dharma Shanti.

Beranjak dari makna Hari Suci Nyepi, Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, Senin (28/2/2022) mengajak segenap umat Hindu dan masyarakat Kota Denpasar untuk melaksanakan seluruh rangkaian Hari Suci Nyepi sebagai suatu Yadnya Suci meningkatkan sradha bhakti dalam melaksanakan Dharma Agama dan Dharma Negara.

Baca Juga :  Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Sagung Antari Jaya Negara Buka Posyandu Paripurna Kecamatan Denut

Dalam pelaksanaan rangkaian Hari Suci Nyepi ini Wali Kota Jaya Negara mengimbau segenap komponen masyarakat untuk memanfaatkan momen ini sebagai kesempatan untuk saling menghormati, mengembangkan rasa toleransi berdasarkan konsep Catur Paramitha dan Tri Hita Karana hidup berdampingan menghormati keragaman budaya dengan spirit Vasudhaiva Khutumbakam yang bermakna kita semua bersaudara.

Selain itu Jaya Negara mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memaknai Nyepi sebagai kontrol diri dan mulat sarira, mengingat saat ini Virus Covid-19 masih terjadi, karenanya diperlukan upaya penanggulangan dengan meningkatkan kesadaran bersama.

Sementara Wawali Kadek Agus Arya Wibawa turut berpesan agar senantiasa bersama-sama dalam meningkatkan kewaspadaan dan mawas diri sebagai ajang mulat sarira. Sehingga seluruh umat manusia dapat terbebas dari mara bahaya serta mampu meningkatkan kesejahteraan hidup.

Arya Wibawa juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan semangat menyama braya, saling mambantu, saling memiliki dan saling asah, asih asuh di masa pandemi saat ini. Sehingga, sebagai masyarakat Bali yang diwarisi falsafah yang adi luhung dapat selalu menjadi landasan dalam menghadapi situasi sulit saat ini.

“Selamat melaksanakan rangkaian upacara Hari Suci Nyepi Caka 1944 kepada segenap umat Hindu dan masyarakat yang melaksanakannya. Semoga kita selalu dapat melakukan sradha bakti sesuai dengan swadarma kita masing-masing untuk mewujudkan Denpasar Kota Kreatif Berwawasan Budaya Menuju Denpasar Maju, Pelestarian budaya terus dilaksanakan, protokol kesehatan diterapkan,” jelasnya.

“Serta tak lupa juga untuk selalu waspada dan mulatsarira bersama untuk meningkatkan kesadaran dalam pencegahan penularan Covid-19, semoga pandemi lekas usai dan ekonomi kembali pulih,” imbuh Jaya Negara dan Arya Wibawa.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News