Kaseya
Kisah Ransomware Kaseya Perlahan Temui Titik Terang. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Kaseya, penyedia Cloud yang sempat menjadi pusat serangan ransomware mengumumkan pada halaman websitenya, Sabtu (24/7/2021) bahwa mereka memiliki kabar baik, mereka mengakui telah memiliki ‘Universal Decryptor’ untuk membuka kunci dan mengembalikan semua data yang disandera saat serangan siber mengenai perusahaan tersebut.

“Kami dapat mengonfirmasi bahwa Kaseya memperoleh alat dari pihak ketiga dan memiliki tim yang secara aktif membantu pelanggan yang terpengaruh oleh ransomware untuk memulihkan lingkungan mereka, tanpa laporan masalah atau masalah apa pun yang terkait dengan dekripsi,” kata perusahaan dalam sebuah pernyataan resmi, Kamis (22/7/2021).

Baca Juga :  Wali Kota Jaya Negara Buka DTIK Fest 2024, Jadi Wahana Edukasi Tingkatkan Jejaring dan Kolaborasi

Pada tanggal 4 Juli 2021 Perusahaan Kaseya mengalami serangan siber berupa ransomware yang menyerang layanan cloud dan perusahaan yang menggunakan layanan Kaseya, dimana pada serangan ini kelompok peretas REVil mengaku dibalik dalang serangan tersebut dan meminta tebusan berupa Bitcoin senilai 70 juta USD atau kurang lebih 1 triliun rupiah sebagai ganti kunci ‘Universal Decryptor’ untuk membuka semua data korban yang disandera oleh ransomware tersebut.

Akibat dari serangan tersebut dilaporkan tidak hanya menginfeksi Kaseya tetapi juga basis klien yang menggunakan layanan kaseya, dimana hal tersebut memengaruhi sekitar 800 hingga 2.000 bisnis dan organisasi di seluruh dunia, The Guardian pada Jumat (22/07/2021) melaporkan korban dari serangan tersebut termasuk supermarket di Swedia dan sekolah di Selandia Baru yang sistemnya tidak bisa diakses selama berhari-hari.

Baca Juga :  Astika Pande Paparkan Potensi Metaverse untuk Pendidikan di DTIK Festival 2024

Namun hal yang mengejutkan terjadi pada tanggal 13 Juli 2021, secara tiba-tiba semua website dan infrastruktur yang digunakan oleh kelompok REVil menghilang dari Internet. Semua website tersebut dilaporkan menghilang, bahkan infrastruktur backend mereka offline secara bersamaan dan website milik kelompok REVil yang ada di DarkWeb juga ikut menghilang tanpa jejak.

Ketika ditanya oleh Gizmodo pada Sabtu (24/07/2021) dari mana kunci itu berasal, juru bicara Kaseya menegaskan bahwa itu berasal dari pihak ketiga yang tepercaya. Ketika ditanya apakah perusahaan membayar kuncinya, juru bicara Kaseya mengatakan bahwa perusahaan tidak dapat mengomentari pertanyaan seputar pembayaran. (kmg/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News