BALIPORTALNEWS.COM, JAKARTA – Di SMPTE (The Society of Motion Picture and Television Engineers) pada Juni 2011, Profesor Marc Levoy dari Departemen Ilmu Komputer di Universitas Stanford memberikan ceramah teknis yang inovatif di mana ia berbagi visinya untuk masa depan fotografi digital.
Alih-alih memperebutkan megapixel, klaim Levoy, batas berikutnya dari fotografi digital akan ditemukan dalam sebuah konsep yang disebut fotografi komputasi. Ramalan Levoy kini menjadi sebuah kenyataan dimana konsep fotografi komputasi menyebabkan pertumbuhan pesat pada fotografi smartphone.
PR Manager OPPO Indonesia, Aryo Meidianto A menjelaskan, fotografi komputasional memungkinkan produsen smartphone untuk memecahkan batasan perangkat keras dengan memaksimalkan kemampuan algoritma kecerdasan buatan dan komputasi yang diproses oleh prosesor khusus seperti ISP (Image Signaling Processor).
“Namun, Batasan ini berhasil ditembus OPPO dengan menghasilkan komputasional tidak hanya dalam fotografi namun ke ranah videografi. Reno6, menjadikan seri smartphone pertama yang mencapai bokeh sinematik menggunakan teknik fotografi komputasi,” ujar Aryo, Senin (5/7/2021).
Video Potret Bokeh Flare Sinematik Reno6
Sebelumnya, untuk mencapai efek bokeh sinematik pada video, pengguna memerlukan peralatan profesional, tim profesional, dan bahkan masih memerlukan editor profesional untuk menyelesaikannya. Namun dengan Bokeh Flare Portrait Video pada Reno6, video bokeh flare sinematik memukau seperti ini dapat dilakukan hanya dengan klik satu tombol.
Bagaimana efek ini bekerja? saat pengguna menekan tombol Bokeh Flare Portrait Video, OPPO Reno6 mulai menggunakan AI deep learning untuk melakukan pemahaman frame-by-frame dari video untuk membedakan secara akurat antara subjek video dan latar belakang. Sistem ini dapat melakukan segmentasi subjek manusia dengan akurat dan real-time 360 derajat.