Sampah Organik
Sampah Organik. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Sampak organik rumah tangga khususnya sampah dapur dapat menjadi solusi dalam penyediaan desinfektan di masa pandemi. Sampah organik dapur berupa kulit buah dan sisa sayuran dapat dijadikan eco-enzyme yang dapat dimanfaatkan sebagai desinfektan.

Hal tersebut terungkap dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Acceleration of Production Natural Disinfectants from the Combination of Eco-Enzyme Domestic Organic Waste and Frangipani Flowers (Plumeria alba)” yang dipublikasikan dalam jurnal SEAS (Sustainable Environment Agricultural Science), volume 5, nomor 1 terbitan April 2021.

Baca Juga :  “Energi Untuk Negeri” Penerima Beasiswa Bank Indonesia Tahun 2024, Wujud Semangat Masa Depan SDM Unggul di Bali

Dalam artikel yang ditulis oleh Made Rai Rahayu, I Nengah Muliarta , dan Yohanes Parlindungan Situmeang disebutkan bahwa pembuatan desinfektan alami telah banyak dikembangkan, salah satunya melalui pembuatan eco-enzym dari fermentasi limbah organik rumah tangga.

Dalam proses fermentasi eco-enzym ini dihasilkan campuran bioethanol dan asam asetat yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti sabun cuci alami, desinfektan, hand sanitizer, pupuk, biopestisida, obat luka dan lain-lain.

Proses pembuatan eco-enzym secara konvensional memerlukan waktu 3 bulan untuk proses fermentasi. Waktu pembuatan yang cukup panjang membuat masyarakat enggan memanfaatkan metode pembuatan eco-enzym ini untuk keperluan rumah tangganya. Kenyataanya pembuatan eco-enzyme dapat dipercepat dengan penambahan ragi.

Penambahan ragi mampu menghasilkan eco-enzym sesuai syarat standar untuk keperluan desinfektan dalam waktu 8-10 hari. Proses fermentasin yang dilakukan pada akhirnya  menghasilkan kadar alkohol 60-70% dan pH eco-enzym telah tercapai di bawah 4,0.

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News