Melasti
Melasti sebelum pandemi. Sumber Foto : ana/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, BADUNG – Upacara Melasti dilakasanakan setiap 1 tahun sekali, yang merupakan rangkaian dari Hari raya Nyepi di Bali.  Ritual atau prosesi Melasti ini dilakukan pada Sasih Kesanga (bulan ke-9) atau sekitar bulan Maret.

Perayaan sekali dalam setahun ini bisa juga sebagai proses evaluasi diri, agar selalu berada pada jalur yang benar sesuai tuntunan kitab suci Weda. Melasti adalah berasal dari Bahasa Kawi yaitu dari kata “mala” yang artinya kotoran dan “asti” artinya abu atau lebur.

Baca Juga :  Bupati Tamba Gelar Buka Puasa Bersama Warga Cupel dan Pengambengan

Dengan demikian melasti artinya melebur kotoran. Kegiatan melasti juga disebut melelasti, melis, mesucian, mekiyis. Upacara Melasti adalah bagian sebuah budaya dan tradisi di pulau Dewata Bali yang berkaitan dengan upacara agama Hindu.

Anak Agung Sri Anggreni, S.Pd.H selaku Penyuluh Agama Hindu Kecamatan Mengwi, Badung menjelaskan, Upacara Melasti atau Melelasti dapat didefinisikan sebagai nganyudang malaning gumi ngamet tirta amerta, yang berarti menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan.

“Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut dianggap sebagai asal tirta amerta atau air kehidupan. Upacara Melasti dilakukan antara dua atau tiga hari sebelum Nyepi,” jelasnya.

Makna Upacara melasti yakni proses pembersihan lahir batin manusia dan alam, dengan jalan menghayutkan segala kotoran menggunakan air kehidupan. Oleh karena itu prosesi sembahyang dilakukan di sumber-sumber air. Dilaksanakan selambat-lambatnya menjelang sore. Upacara ini juga bertujuan memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar Umat Hindhu diberi kekuatan dalam melaksanakan rangkaian Hari Raya Nyepi.

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News