Melasti
Melasti sebelum pandemi. Sumber Foto : ana/bpn

Upacara melasti memang biasanya dilakukan di pantai. Namun, tak menutup kemungkinan kalau upacara ini juga bisa dijumpai di danau atau sumber mata air. Mengingat, keduanya sama-sama termasuk dalam air kehidupan. Apalagi, tidak semua wilayah di Bali memiliki jarak yang begitu dekat dengan pantai.

Kehidupan masyarakat Bali yang mayoritas agama Hindu ini sangat erat kaitannya dengan dunia religi, hampir setiap kegiatan tidak lepas dengan ritual, apalagi saat penyambutan tahun Baru Saka yang dilaksanakan catur Brata penyepian, juga diikuti oleh ritual penting yang dikenal dengan Melasti atau Melis atau Mekiis.

Baca Juga :  Peringatan HUT Ke-7 Jagabaya Dulang Mangap

Di mana pandemi ini, Anak Agung Sri Anggreni menjelaskan, pelaksanaan ritual saat ini juga sedikit berbeda dibanding kondisi normal. Mulai dari pembatasan jumlah peserta, selalu memakai masker dan sebagaianya. Pelaksanaannya mengikuti protokol kesehatan demi mencegah penyebaran Covid 19.

“Untuk kegiatan melasti dilaksanakan dengan ketentuan, bagi Desa Adat yang berdekatan dengan pantai boleh melasti di pantai,” ujarnya.

Selain itu, melasti juga bisa digelar di danau, campuhan, maupun beji. Bagi yang desa adatnya tidak memiliki pantai, danau maupun beji, melasti dilaksanakan dengan cara ngubeng atau ngayat dari pura setempat.

“Maksud digelarnya upacara Melasti atau Melis di Bali ini adalah untuk menyucikan diri dan lingkungan sekitar, sehingga dengan hati, pikiran dan alam suci kita melakukan kegiatan hari raya Nyepi dan menyambut tahun Baru Saka dengan khidmat, serta bisa memulai lagi kehidupan yang lebih baik pada tahun berikutnya,” tutupnya.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News