Bersabar
Paling kanan, berbaju putih, mengenakan topi rajutan, I Nengah Tamba ditemani oleh Pj. Sekda Jembrana berdialog langsung dengan pengungsi di Desa Medewi. Sumber Foto : aar/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, JEMBRANA – Pasca terjadinya bencana alam banjir bandang di Banjar Loloan, Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, pada Jumat (15/1/2021) lalu. Menyebabkan 12 Kepala Keluarga terpaksa mengungsi, karena tempat tinggal mereka habis di sapu banjir.

Hingga saat ini, bantuan untuk para korban masih terus berdatangan dari berbagai pihak. Termasuk dari Bupati Jembrana Terpilih, I Nengah Tamba yang bergerak cepat mendatangi secara langsung para korban tersebut, Minggu (17/1/2021) pagi.

Kedatangan I Nengah Tamba disambut isak tangis dari para pengungsi yang menceritakan secara langsung kronologis terjadinya bencana tersebut di desa mereka. Sebagian dari mereka, sampai saat ini masih berada di tenda pengungsian yang disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana, sebagai tempat tinggal sementara pasca terjadinya bencana yang melanda desa mereka.

Para pengungsi tersebut memilih tetap bertahan, karena memang sudah tidak ada lagi tempat untuk mereka tinggali ataupun sanak saudara yang dapat mereka datangi. Terkait hal tersebut, kembali menimbulkan pertanyaan di masyarakat. Sampai kapan warga harus tinggal di tenda pengungsian?

Baca Juga :  Komunitas Matic Kymco Jembrana Peringati HUT Ke-6

Dalam kesempatannya, Pemerintah Kabupaten Jembrana, melalui Pjs. Sekretaris Daerah Jembrana, I Nengah Ledang mengatakan sampai dengan saat ini, pihaknya masih melakukan pengkajian sebagai upaya pemberian bantuan kepada para korban dengan menunggu perkembangan dan situasinya lebih lanjut.

“Semua perlu dikaji terlebih dahulu, karena rumah dan tanah mereka sudah tidak ada. Kalau kita kasih rumah, mau dibangun dimana? tanahnya juga sudah tidak ada. Kalau mau dibantu juga tidak bisa diberikan secara mendadak,” ungkap Ledang.

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News