Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

“Semaksimal mungkin mengurangi kegiatan luring dan memperkuat pembelajaran daring termasuk praktikum, skill lab dan kunjungan ke RS diganti daring,” terangnya.

Sementara untuk mahasiswa pendidikan dokter, dokter gigi, apoteker, kebidanan, keperawatan untuk tingkat profesi menempatkan mahasiswa di lini yang tidak berhubungan langsung dengan penderita Covid-19. Sedangkan untuk mahasiswa pendidikan spesialis yang berpotensi berhubungan dengan penderita Covid-19 memperhatikan modifikasi lingkungan dan protokol kesehatan.

“Penerapan protokol kesehatan, APD, dan sarana pendukung bagi peserta didik yang berpotensi tertular Covid-19,” jelasnya.

Langkah lain yang dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 di kampus yaitu mempromosikan penggunaan makser dan cuci tangan di lingkungan kampus. Selanjutnya, selalu menekankan untuk menerapkan etika batuk dan bersin. Disamping itu juga melakukan pengurangan jumlah individu bekerja di kantor dengan sistem 14 hari WfO dan 14 hari WfH serta menjaga kebersihan lingkungan.

Baca Juga :  Distribusi Jimny 5-Door Berjalan Konsisten, Konsumen Mengaku Sangat Puas Setelah Terima Unit

Sementara untuk mendukung pembelajaran dilakukan penguatan fasilitas layanan kesehatan, penguatan kemampuan pelacakan, serta penelusuran dan pengujian. Kemudian penyiapan sarana isolasi dan promosi adaptasi kebiasaan baru.

Peneliti Pusat Kedokteran Tropis FKKMK UGM, dr. Citra Indriani, MPH., menyebutkan dimulainya kembali kegiatan pendidikan kembali secara tatap muka memunculkan risiko klaster baru Covid-19. Seperti yang telah terjadi di sejumlah pondok pesantren di Pulau Jawa dimana para santri terinfeksi Covid-19.

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News