Kuda Putih dan Kuda Hitam
Ilustrasi. Kuda Putih dan Kuda Hitam. Sumber Foto : tis/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Dunia politik penuh dengan dinamika dan kejutan. Salah satu fenomena menarik yang sering terjadi adalah munculnya ‘kuda putih’ dan ‘kuda hitam’ dalam kontestasi politik. Kedua istilah ini merepresentasikan dua tipe kandidat yang berbeda dengan peluang dan strategi yang berbeda pula.

Kuda Putih

Kuda putih melambangkan kandidat yang memiliki banyak keunggulan. Mereka biasanya berasal dari partai politik besar, memiliki pengalaman politik yang mumpuni, dan didukung oleh jaringan elit yang kuat. Kuda putih juga biasanya memiliki platform politik yang jelas dan terstruktur.

Keunggulan kuda putih:

  • Popularitas dan Pengenalan: Kuda putih biasanya lebih dikenal oleh publik karena dukungan media dan jaringan politiknya.
  • Sumber Daya: Kuda putih memiliki akses yang lebih mudah ke sumber daya keuangan dan logistik untuk kampanyenya.
  • Pengalaman: Kuda putih biasanya memiliki pengalaman politik yang lebih banyak, sehingga dianggap lebih kompeten dan terpercaya.
Baca Juga :  Pj Gubernur Bali Pimpin Apel Gelar Pasukan Ketupat Agung

Kekurangan kuda putih:

  • Kecenderungan Status Quo: Kuda putih mungkin terikat dengan sistem dan struktur politik yang ada, sehingga kurang berani dalam membawa perubahan.
  • Kurangnya Koneksi dengan Masyarakat: Kuda putih mungkin dianggap elitis dan kurang memiliki koneksi dengan akar rumput.
  • Kejenuhan Politik: Kuda putih mungkin dianggap sebagai representasi politik lama yang kurang menarik bagi pemilih muda.

Kuda Hitam

Kuda hitam adalah kandidat yang muncul secara tiba-tiba dan tidak diunggulkan. Mereka biasanya berasal dari luar partai politik besar, memiliki sedikit pengalaman politik, dan mengandalkan strategi kampanye yang unik dan inovatif. Kuda hitam biasanya menawarkan platform politik yang segar dan berfokus pada perubahan.

Keunggulan kuda hitam:

  • Semangat Baru: Kuda hitam menawarkan alternatif dari politik tradisional dan membawa semangat baru dalam kontestasi.
  • Keterhubungan dengan Masyarakat: Kuda hitam seringkali memiliki koneksi yang lebih kuat dengan akar rumput dan mampu menyuarakan aspirasi mereka.
  • Strategi Kampanye yang Inovatif: Kuda hitam memanfaatkan media sosial dan teknologi untuk menjangkau pemilih dengan cara yang lebih kreatif.
Baca Juga :  Dishub Denpasar Antisipasi Arus Balik Lebaran, Pastikan Kelancaran Pintu Masuk Hingga Pelabuhan Laut Pengumpan Lokal

Kekurangan kuda hitam:

  • Kurangnya Pengalaman: Kuda hitam mungkin kurang memiliki pengalaman politik dan pengetahuan tentang tata kelola pemerintahan.
  • Sumber Daya Terbatas: Kuda hitam biasanya memiliki akses yang lebih terbatas pada sumber daya keuangan dan logistik.
  • Kesulitan Menembus Jaringan Politik: Kuda hitam mungkin kesulitan untuk mendapatkan dukungan dari elit politik dan media.

Akademisi di salah satu perguruan tinggi di Bali, Dr. Gede Wirata, S.Sos., SH., M.A.P., berpendapat terkait Pemilu 2024, baik kuda putih maupun kuda hitam memiliki peluang untuk meraih kemenangan.

Baca Juga :  Silaturahmi ke PDI Perjuangan Tabanan, Golkar Tabanan Diajak Makan Siang Bersama

“Masalahnya sekarang siapa yang mampu menyakinkan masyarakat dengan visi dan misi yang diusung. Masyarakat sekarang sudah cerdas apalagi dengan Generasi Z (Gen Z) yang banyak mendapatkan informasi dari dunia maya. Kuda putih memiliki keunggulan dalam hal popularitas, sumber daya, dan pengalaman, sedangkan kuda hitam unggul dalam menawarkan perubahan dan terhubung dengan akar rumput. Pada akhirnya, pemilihlah yang akan menentukan siapa yang paling layak untuk memimpin,” ucapnya, Kamis (8/2/2024).(tis/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News