Pertamina
Pertamina Gelar Program CSR Simulasi Kesiapsiagaan Gempa dan Tsunami di Kelurahan Serangan. Sumber Foto : mon/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Serangan merupakan salah satu kelurahan di Denpasar yang bersinggungan langsung dengan pantai Bali Selatan. Potensi ancaman tsunami, gempa bumi dan likuifaksi di Serangan cukup tinggi sehingga perlu program kesiapsiagaan bencana. Fuel Terminal Sanggaran berkomitmen melakukan program tanggap bencana kategori mitigasi bencana dengan membentuk program Desdatana (Desa Adat Tangguh Bencana).

Pada tahun ini, kegiatan simulasi tsunami dilakukan pada sekolah-sekolah yang ada Wilayah Serangan. Siswa/pelajar adalah kelompok yang harus masih mendapat perhatian khusus apabila terjadi bencana, mereka masih memerlukan bimbingan, pengawasan dan pendampingan demi keselamatan mereka. Pertimbangan lain adalah semakin banyak jumlah siswa dalam satu sekolah, maka semakin mmerlukan perhatian khusus untuk menyelamatkan mereka. Untuk hal tersebut perlu dilaksanakan latihan uji coba sistem/manajemen berupa drill/simulasi kesiapsiagaan tsunami.

Rencana dril ini diprakarsai oleh PT Pertamina Patra Niaga FT Sanggaran berkolaborasi dengan BPBD Kota Denpasar didukung oleh FPRB Kelurahan Serangan. Kegiatan yang diadakan pada Senin (3/10/2022) berlokasi di Tempat Evakuasi Sementara (TES) Serangan ini juga dihadiri oleh Kalaksa BPBD Denpasar, Lurah Serangan, FPRB Kelurahan Serangan, Staff Kelurahan Serangan, Puskesmas Pembantu Serangan, PT Pertamina Patra Niaga FT Sanggaran, 100 orang perwakilan siswa SMP Negeri 11 Denpasar, 50 orang perwakilan SD Negeri 2 Serangan, dan 50 orang perwakilan SD Negeri 3 Serangan.

Firman Nugroho selaku Fil Manager PT Pertamina Patra Niaga FT Sanggaran mengatakan, Kegiatan Sumulasi Gempa dan Tsunami ini dilaksanakan oleh BPBD, Kelurahan Serangan, Sekolah SMP Negeri 11 Denpasar, SD Negeri 2 Serangan, dan SD Negeri 3 Serangan dengan jumlah peserta kurang lebih 300.

Baca Juga :  Beda Masalah, Selesai di Tempat yang Sama

“Kegiatan ini akan terus berlanjut, semoga masyarakat bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini dan didukung oleh Instansi terkait,” ucap Firman Nugroho.

Lebih lanjut Firman Nugroho berharap kegiatan ini menjadi pelatihan sehingga kedepannya mungkin ada beberapa hal yang bisa ditindaklanjuti dan juga berharap masyarakat berkontribusi terhadap pemeliharaan sarana evakuasi bencana.

“Setelah kegiatan ini akan diadakan evaluasi jika ada hal-hal yang perlu diperbaiki untuk kelancaran kegiatan simulasi bencana ini dan berkoordinasi dengan pihak terkait,” tutupnya.

Lurah Serangan, I Wayan Karma, SIP., MH., mengatakan beberapa masyarakat serangan sudah paham karena sudah mendapatkan teori-teori tentang simulasi bencana pada saat rapat di banjar-banjar.

Baca Juga :  Wali Kota Jaya Negara Buka Festival Beraban 2024, Harapkan Jadi Langkah Pelestarian Seni Budaya Kalangan Muda

“Harapan saya tidak hanya siswa-siswi saja yang dilibatkan tapi masyarakat kami juga dan semoga instansi terkait seperti BPBD dan Pertamina terus mendukung dan bekerja sama untuk menyelenggarakan kegiatan ini, semoga pemerintah bisa mengadakan anggaran untuk kegiatan-kegiatan seperti ini,” ucap I Wayan Karma.

Jumlah warga serangan saat ini adalah 4000 dan kapasitas Tempat Evakuasi Sementara (TES) Serangan sebanyak 3000, pemerintah setempat bekerja sama dengan masyarakat yang memiliki rumah-rumah tingkat agar bisa menampung kurang lebih 1000.

“Saat ini sudah 35% masyarakat yang memiliki rumah tingkat, kita memang sudah imbau kepada masyarakat yang bisa dan mampu membangun rumah tingkat agar bisa dimanfaatkan nantinya kalau ada bencana gempa yang berpotensi tsunami,” katanya.

Kalaksa BPBD Denpasar, I.B Joni Ariwibawa mengatakan Serangan berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia oleh karena itu potensi terjadinya gempa dan tsunami sangat besar oleh karena itu pemerintah membangun Tempat Evakuasi Sementara (TES) dan memasang alarm tsunami di Serangan.

“Kami BPBD dengan stakeholder lainnya dibantu dengan Pertamina pada hari ini melaksanakan rill/simulasi bencana gempa dan tsunami agar siswa-siswi sekolah ini tau bagaimana cara menyelamatkan diri dan kegiatan ini harus terus dilakukan secara rutin sehingga mereka tertanam dibenaknya kemana harus menyelamatkan diri, karena jika terjadi tsunami di Denpasar ini yang pertama kali kena adalah serangan,” kata I.B Joni Ariwibawa.

Baca Juga :  Lewat Bukber Jalin Silaturahmi dan Kebersamaan Member Honda Big Bike Bali

Lebih lanjut ia mengatakan kurang lebih sekitar 7-14 menit dari rumah masyarakat untuk sampai ke Tempat Evakuasi Sementara (TES) Serangan, ia juga mengimbau kepada masyarakat agar mencari informasi melalui google dan media massa tentang cara penyelematan bencana karena penyelamatan tersebut hanya ada pada diri kita sendiri.

Salah satu siswi dari SMP Negeri 11 Denpasar, Gek Mas mengatakan kegiatan simulasi bencana ini sudah 2 kali dilakukan dan kegiatan ini tentu sangat bermanfaat, mengingat lokasi sekolah dengat pesisir pantai.

“Simulasi ini sangat bermanfaat untuk kami karena kami bisa was-was dan mengetahui bagaimana cara untuk menyelamatkan diri jika terjadi bencana, Sebelum adanya kegiatan ini kami sudah mengetahui bagaimana cara menyelamatkan diri dengan berlindung di bawah meja dan menunggu arahan guru untuk berkumpul di titik aman,” katanya.(mon/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News