Bupati Giri Prasta
Bupati Giri Prasta saat menghadiri puncak karya Nyekah/Atma Wedana Desa Adat Bringkit, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Minggu (25/9/2022). Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, BADUNG – Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta menghadiri puncak karya Nyekah/Atma Wedana Mamukur Kinambulan, Mapetik, Matelu Bulanan lan Metatah, Desa Adat Bringkit, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Minggu (25/9/2022). Turut hadir Anggota DPRD Provinsi Bali, I Bagus Alit Sucipta, Anggota DPRD Badung, I Wayan Regep, Perwakilan Dinas Kebudayaan Badung, I.B Munika, Camat Mengwi, I Nyoman Suhartana serta Unsur Tripika Kecamatan Mengwi, Perbekel Desa Mengwitani, I Nyoman Suardana, Bendesa Adat Bringkit I Ketut Sutomo dan tokoh masyarakat setempat.

Pada kesempatan tersebut, sebagai bentuk dukungan dan perhatian, Bupati Giri Prasta memberi bantuan dana aci sebesar Rp250.000.000 dan secara Pribadi Rp10.000.000, diikuti Anggota DPRD Provinsi Bali, I Bagus Alit Sucipta, Rp5.000.000 dan I Wayan Regep Rp5.000.000.

Dalam sembrama wecananya Bupati Giri Prasta memberikan apresiasi dan dukungan atas semangat persatuan yang telah ditunjukkan krama Desa Adat Bringkit dalam melaksanakan yadnya secara bersama-sama, sebagai wujud dharmaning leluhur.

“Atas nama Pemkab. Badung kami sangat mendukung, semoga karya ini berjalan dengan baik, paripurna, side sidaning don labda karya nemu gemah, ripah loh jinawi,” ujarnya.

Baca Juga :  Wali Kota Jaya Negara ‘Ngaturang Bhakti Pujawali’ di Pura Agung Lokanatha Denpasar

Bupati Giri Prasta juga menekankan pentingnya karya Pitra Yadnya Kinembulan dan Manusa Yadnya tersebut. Menurutnya upacara pitra yadnya/atiwa-tiwa, atma wedana dan sarwa prakerti ini merupakan sebuah sarana upacara untuk menyucikan atma sehingga menjadi dewa hyang guru dan melinggih di merajan rong tiga. Dalam pelaksanaan upacara memukur Kinambulan yang dilaksanakan tiga tahun sekali ini yang dapat dibilang Agate, Watemana, Anegata dalam istilah ane pidan, anjani, ane kelteka, ane pidan luung lestariang ane jelek kutang, ane jani bahagia dan ane kelteke paripurna.

Lebih lanjut dikatakan bahwa banyak rangkaian dari upacara nyekah yang patut dilaksanakan oleh krama sebagai peserta nyekah. Mulai dari ngangget don bingin, murwa daksina, meprelina puspa, meajar-ajar dan terakhir mamitang ke pura dalem dan ngelinggihang di masing-masing merajan. Selain itu dalam prosesi Murwa Daksina menggunakan Sapi Gading dimana Prelambang Linggih Betara Siwa yang digunakan untuk mengelilingi Penyadnyan/tempat acara mamungkur untuk mengantarkan Atma ke Surga dan dalam pelaksanaan upacara ini juga harus menjalankan Panca Suara yaitu Pertama Ida Sulinggih Mepuja suara Ngeleneng/Genta, yang Kedua Mamutru/Ngewacen Rontar Atma Presangsa, Ketiga Sesolahan Topeng Sidakarya, Keempat Sesolahan Wayang Lemah, dan yang terakhir Kelima Geguritan Kidung/Pesantian, dan selanjutnya dalam pelaksanaan meajar-ajar yang disebut catur loka pala. Meajar-ajar ke Barat ke Batu Kau, Selatan ke Uluwatu, ke Timur ke Goa Lawah dan Ke Utara Pura Beratan.

Baca Juga :  FPRB Tanjung Benoa Beberkan Implementasi 12 Indikator Tsunami Ready di Barcelona

“Yang terakhir dan utama adalah saat ngelinggihang disebut Dewa Pratista bermakna menyatukan bumi dengan langit dengan konsep padu muka, dan Prosesi ngelinggihang yang disebut dewa pratista ini berdasarkan lontar panglukuning dasa aksara dan lontar panglukuning panca aksara pari kandaning parhyangan. Kami harapkan, semua prosesi upacara tersebut dapat diikuti oleh semua keluarga sebagai tanggungjawab serta wujud bhakti kita kepada leluhur yang diupacarai,” pintanya.(bpn)

Sementara itu Manggala Karya yang juga Bendesa Adat Bringkit, I Ketut Sutomo menyampaikan terima kasih atas kehadiran Bupati Badung dan anggota DPRD Provinsi Bali dan Anggota DPRD Badung serta undangan lainnya sudah ikut mendukung sekaligus mendoakan karya yang digelar Krama Desa Adat Bringkit. Dilaporkan bahwa upacara ini dilaksanakan mulai dari tanggal 10 September 2022 dengan ngaturan piuning di merajan masing-masing pemilet dan di Pura Kahyangan Tiga Desa Adat setempat, selanjutnya Tanggal 16 September 2022 bertepatan Sukra Keliwon Bala melaksanakan Ngeruak Karang Suci yang digunakan untuk membuat Peyadnyan dan Nancep Surya Ageng. Dan pada hari Redite Wage Wayang Tanggal 25 September 2022 yang diawali dengan Melaspas Bukur, Mendak Toye Ening/ Kebiji, Ngutpeti, Ngilehin Sapi Gading, Metatah, Puncak Karya Penyekahan (setiti), Mepetik/ Metelu Bulanin, Ngeliwet dan Meprelina serta pada Tanggal 27 September Nomonin Anggara Umanis Wayang dilaksanakan acara Ngelebok ke Segara Seseh, Mendak Nuntun (Nebusin), Nyegara Gunung ke Beratan dan setelah itu kembali ke Peyadnyan serta ke Kahyangan Tiga.

Baca Juga :  Bulan Ramadhan dan Hari Paskah, The Nusa Dua Siapkan Penawaran Menarik

Terakhir Ngelinggihin di masing-masing merajan pemilet dan pemilet yang ikut dalam acara Nyekah Kinambulan ini sebanyak 41 Sawa, 42 orang Menek Kelih lan Mesangih/ Potong Gigi, dan 44 orang Mapetik lan Metelubulanan.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News