Jembrana
Sukses Program Stop, Kurangi Beban TPA Peh 34 Persen. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, JEMBRANA – Sinergi pemkab Jembrana menggandeng program STOP berkontribusi dalam mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Peh di Desa Kaliakah Kecamatan Negara. Sejak awal berjalananya TPST dari Januari 2021 hingga kuarter 2 tahun 2022, TPST Jembrana telah berhasil mengurangi sampah yang dikirim ke TPA sebesar 34% atau 1.588 ton.

“Setiap harinya ada 12 ton sampah masuk dan proses di TPST Jembrana. Itu hitungan rata perhari dari Truk LH, yang kita kelola di sebelumnya.

Sedangkan sebelumnya perhari rata-rata 40-50 ton sampah masuk ke TPA Peh,” kata Ketua Program STOP, I Made Yudiarsana, saat aundesi dengan Bupati Jembrana, I Nengah Tamba di Kantor Bupati Jembrana, Senin (1/8/2022).

Yudiarsana menjelaskan capaian itu masih bisa ditingkatkan guna mengurangi beban TPA Peh. Dari sisi jumlah layanan belum terlalu naik signifikan. Artinya jumlah sampah yang diangkut dan diolah ke TPST, tidak langsung ke TPA Peh masih memungkinkan. Karena itu langkah langkah disiapkan, diantaranya kampanye perubahan perilaku dengan menggandeng beberapa instansi. Itu untuk mendorong pola partisipasi masyarakat yang disadarinya tidak mudah.

Baca Juga :  Kawal Program BAAS, Bupati Tamba dan Wabup Ipat Kompak Kunjungi Anak Stunting

“Guna menguatkan lagi program ini, kita perkuat dengan kampanye dan sosialisasi. Kita juga siapkan stimulan. Misalnya melalui lomba-lomba atau pemberian doorprize. Tak kalah penting sinergi dukungan pemerintah daerah, desa kelurahan serta tokoh,” jelasnya.

Hal senada disampaikan kepala dinas Lingkungan Hidup Jembrana, Dewa Gede Ary Chandra Wisnawa, akan berkurangnya volume sampah yang kini dikelola TPA Peh. Ia berharap melalui sinergi dengan Program STOP bisa lebih banyak lagi sampah yang dapat diplah di TPST terlebih dahulu. Sehingga residu yang diolah di TPA Peh dapat berkurang. Menurunnya sampah yang dikelola TPA Peh, lanjut Ary juga terlihat dari keluhan pemulung yang memilah sampah di TPA Peh. Ia menyadari ada keluhan, karena merasa pendapatan mereka berkurang karena sampah yang dipilah volumenya berkurang. Sisi positifnya, sampah sudah mampu terkelola dengan baik di TPST, sehingga pemulung kesulitas mencari bahan material di TPA.

Baca Juga :  Realisasikan Janji Kampanye, Tamba-Ipat Luncurkan Trans Bahagia Transportasi Gratis Anak Sekolah

“Sempat ada komplain dari mereka. Kita cek juga pendapatan mereka dari awal ada penurunan signifikan. Artinya volume sampah yang mereka daur ulang semakin berkurang. Solusinya, sedang kita persiapkan mereka sebagai tenaga pemilah di TPST. jadi berperan juga agar bisa mengerem tumpukan sampah dan beban TPA Peh yang saat ini sudah luar biasa,” terangnya.

Sementara itu, Bupati Tamba mengapresiasi progres dari program STOP yang berhasil mengurangi volume sampah tersebut. Bupati berharap cakupan bisa diperluas di TPST sehingga lebih banyak residu yang dikirim ke TPA Peh. Disamping itu, Ia mendorong cakupan program diperkuat melalui berbagai langkah.

Baca Juga :  Jaga Eksistensi, Bupati Tamba Bantu Pemilik Dokar di Jembrana

Diantaranya Lomba Pesona KEDAS (Keren Tidak Ada Sampah) yang diikuti oleh semua Desa dan Kelurahan. Juga dengan mengandeng berbagai stakeholder, baik dari itu dari desa adat seperti bendesa serta tokoh-tokoh organisasi keagamaan, organisasi PKK dan program sekolah zero waste.

“Menjadi atensi khusus yaitu sinergi dan dukungan desa/kelurahan dengan perjanjian kerja sama antar desa yang dilayanani TPST lebih banyak lagi termasuk didalamnya perarem (regulasi) tentang pengelolaan sampah,” pungkasnya.(ang/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News