pascasarjana unud
Memberikan Wawasan tentang Transdisipliner, Pascasarjana Unud Gelar Sharing Session. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Pascasarjana mengadakan acara Sharing Session ‘Transdisciplinary Approach in Research and Education’ bertempat di Aula Pacasarjana Universitas Udayana pada Jumat (27/5/2022).

Kegiatan ini menghadirkan narasumber Dr. CHURCHILL, Daniel yang merupakan Academic Unit of Teacher Education and Learning Leadership The University of Hong Kong dengan dipandu oleh  moderator Dr.Ngurah Indra ER, ST.,MSc merupakan UPIKS Pascasarjana. Pelaksanaan kegiatan iberjalan secara hybrid. Adapun peserta yang hadir terdiri dari Direktur/Dekan, Dosen dan Mahasiswa PTN/PTS Pascasarjana Provinsi Bali.

Acara Sharing Session ‘Transdisciplinary Approach in Research and Education’ dibuka oleh Rektor Universitas Udayana yang diwakili oleh Direktur Pascasarjana Prof. Ir. Linawati, M.Eng.Sc. ,Ph.D. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa dengan diselenggarakan acara ini, maka diharapkan dapat memberi wawasan luas tentang transdisipliner.

“bahwa transdisipliner mampu memberikan peluang untuk melampaui disiplin individu untuk berkolaborasi membangun pengetahuan dan menciptakan solusi untuk masalah global,” jelas Prof. Linawati.

Baca Juga :  SMP Sapta Andika Denpasar Buka Pendaftaran Peserta Didik Baru dengan Semangat Inovasi Digital

Dr CHURCHILL, Daniel sebagai narasumber dalam presentasinya menjelaskan tantangan masa kini yang besar dan kompleks tidak dapat diselesaikan dengan pendekatan disiplin tradisional. Pendekatan yang digunakan haruslah yang transdisiplin.

Pembelajaran transdisipliner adalah eksplorasi konsep, isu atau masalah yang relevan yang mengintegrasikan perspektif berbagai disiplin ilmu untuk menghubungkan pengetahuan baru dan pemahaman yang lebih dalam terhadap pengalaman kehidupan nyata.

Konsep pembelajaran transdisiplin merupakan tingkat kolaborasi yang utama untuk membangun disiplin-disiplin baru. Praktik terbaik dalam lingkungan transdisipliner adalah dengan tidak mengkotak-kotakkan pembelajaran, melainkan mengeksplorasi konten dalam konteks penyelidikan.

Pembelajaran transdisipliner mengharuskan semua pengajar terlibat dan berkolaborasi. Penting untuk dicatat bahwa tujuan utama pembelajaran transdisipliner adalah untuk memahami dunia di sekitar kita, dan bahwa pembelajaran harus disesuaikan konteksnya dan diterapkan pada kehidupan nyata, jauh melampaui gagasan tradisional tentang ‘sekolah’.

Kutipan lebih lanjut dari ‘Belajar dan Mengajar’ meliputi: ‘Ini memiliki relevansi di seluruh mata pelajaran dan melampaui batas-batas mata pelajaran untuk terhubung ke dunia nyata’ dan “transdisipliner berbeda dari multidisiplin dan interdisiplin karena tujuannya dan pemahamannya terhadap kondisi dunia saat ini’.

Baca Juga :  Laksana Becik Gandeng SD No. 4 Tuban, Gencarkan Program Edukasi dan Pengembangan Apotek Hidup

Pendekatan ini tidak eksklusif untuk PYP. Banyak dari apa yang anak-anak lakukan secara alami adalah transdisipliner saat mereka bermain, membangun, menemukan, menciptakan, mempertanyakan, merancang, dan mengeksplorasi untuk memahami orang, tempat, benda, dan peristiwa dalam hidup mereka.

“Tujuan pendekatan transdisiplin dalam pembelajaran dan riset adalah meningkatnya pembangunan ekonomi, pembangunan individu, dan pada akhirnya tercapainya dunia yang lebih baik,” ucap Dr. Daniel Churchill. (unud.ac.id/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News