tpid badung
TPID Badung Terapkan Strategi, Jaga Kestabilan Inflasi Jelang Nataru 2022. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, BADUNG – Dalam upaya untuk menjaga kastabilan inflasi jelan perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Badung bersama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menggelar High Level Meeting (HLM), pada Selasa (14/12/2021) pagi.

Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Badung, I Wayan Adi Arnawa dan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Rizki Ernandi Wimanda, serta diikuti oleh para anggota TPID Kabupaten Badung dan instansi terkait.

Mengawali rapat tersebut, Sekda Adi Arnawa menyampaikan bahwa kestabilan harga barang kebutuhan pokok pada triwulan IV 2021 dapat terjaga, kecuali beberapa komoditas terlihat mengalami kenaikan harga seperti minyak goreng dan cabai. Harga minyak goreng masih terpantau naik dalam beberapa minggu terakhir yang dipicu oleh naiknya harga minyak kelapa sawit mentah. Sementara itu, cabai adalah komoditas yang sangat tergantung dengan faktor cuaca sehingga harga sangat fluktuatif terutama di saat curah hujan yang cukup tinggi seperti sekarang.

“Beberapa langkah antisipatif yang akan dilakukan seperti, kebijakan pengendalian inflasi tidak hanya fokus pada upaya pengendalian harga, namun juga diarahkan pada upaya untuk memastikan terjaganya daya beli melalui penguatan perlindungan sosial dan dukungan pada UMKM. Selanjutnya, kita juga akan merancang dan melaksanakan Kerjasama Antar Daerah (KAD) untuk menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi di Kabupaten Badung,” ujar Adi Arnawa.

Baca Juga :  The Cakra Hotel Gelar Wedding Showcase ‘Elegance Romantic’, Tawarkan Konsep Pernikahan Impian

Selanjutnya, Rizki menjelaskan bahwa tingkat inflasi di sebagian besar wilayah di Indonesia berada di bawah sasaran inflasi 3%±1%. Secara khusus, tingkat inflasi yang terjadi di Bali sebesar 1,87% (yoy). Komoditas utama penyumbang inflasi sepanjang Januari s.d. November 2021 adalah canang sari, minyak goreng, angkatan udara, daging ayam ras dan daging babi. Selain itu, sebagai upaya mengantisipasi lonjakan harga saat Hari Raya Natal, Bank Indonesia mencatat sejumlah komoditas yang sering menjadi penyumbang inflasi di Bali sejak 2018 hingga 2021 yang terdiri dari kelompok makanan yaitu daging ayam ras, telur ayam ras dan bawang merah. Sedangkan dari kelompok non makanan yaitu angkutan udara dikarenakan faktor akhir tahun di mana permintaan tiket pesawat cenderung meningkat.

“Rekomendasi kami untuk langkah optimalisasi program pengendalian inflasi Badung bisa dengan, melakukan KAD, untuk memenuhi kebutuhan komoditas yang defisit. Selanjutnya, mendorong pemanfaatan Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis (SIGAPURA) untuk mendukung informasi simetris bagi konsumen dan edukasi belanja bijak, dan mendorong penggunaan teknologi di sektor pertanian, peternakan dan perikanan, baik di bagian hulu maupun hilir, serta peningkatan kualitas data, terutama stok neraca pangan pada website SIGAPURA,” jelasnya.

Baca Juga :  Makin Berkah di Bulan Ramadhan, PLN Catat Ribuan Pelanggan di Bali Manfaatkan Promo Tambah Daya

Diakhir rapat, seluruh OPD di Badung juga diarahkan untuk memperbaiki data stok neraca pangan dengan menggabungkan data dari distributor yang tersebar di Badung. Selain itu, data yang diinput juga harus dipastikan adalah data riil sehingga stok pangan terlihat dan nantinya dapat dilakukan langkah-langkah ansitipatif dan strategi menjaga kestabilan inflasi jelan peryaan Nataru 2022. (aar/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News