BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Seperti yang kita ketahui, setiap tanggal 1 Oktober merupakan momentum penting bagi masyarakat Indonesia untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila.
Berbeda dengan Hari Lahir Pancasila yang dirayakan setiap tanggal 1 Juni, Hari Kesaktian Pancasila merupakan hari yang sangat berkaitan dengan peristiwa G30S/PKI yang terjadi pada tanggal 30 September 1965.
Dimana pada 1 Oktober 1965, telah terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap enam jenderal senior dalam upaya kudeta, yang disalahkan kepada para pengawal istana (Cakrabirawa) pada masa itu dan sangat erat kaitannya dengan sejarah Partai Komunis Indonesia (PKI).
Hal tersebut merupakan catatan sejarah kelam, yang pernah terjadi di Bumi Pertiwi dan kini masih menyisakan banyak tanda tanya tentang kejadian yang memiliki hubungan erat pada pariwisata Gerakan 30 September (G30S).
Hari kesaktian Pancasila itu sendiri diperingati untuk mengenan jasa para perwira Angkatan Darat, yang telah berkorban demi tegaknya ideologi Negara kita, juga dalam perjuangan untuk mempertahankan kesatuan Indonesia.
Berkaitan dengan hal tersebut, Hari Kesaktian Pancasila pada Jumat (1/10/2021) menjadi momentum baik, bagi masyarakat Bali untuk dapat bangkit bersama pasca hantaman badai Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama hampir 2 tahun. Dalam memaknai Hari Kesaktian Pancasila sebagai momentum tersebut, Danrem 163/Wira Satya, Brigjen TNI Husein Sagaf, saat ditemui disela-sela kegiatannya mengikuti upacara virtual bersama Presiden Jokowi, di Aula Makorem Wira Satya, Jalan PB Sudirman, Denpasar, pada hari yang sama menuturkan bahwa, momentum ini merupakan salah satu pengingat bagi masyarakat khususnya yang ada di Bali, untuk menekankan pentingnya semangat berjuang dalam membangun kembali Bali melalui kesaktian Pancasila untuk memandu bangsa menghadapi tantangan pasca Pandemi Covid-19 yang terjadi.
“Bahwa kita harus menyadari, satu-satunya ideologi Negara Indonesia yang telah terbukti kesaktiannya untuk membangun semangat bangsa ya hanya Pancasila. Sehingga pagi ini (1/10/2021) menjadi momentum masyarakat, khususnya di Bali untuk bisa memaknai hal ini sebagai salah satu symbol perjuangan untuk dapat kembali bangkit pasca hantaman Pandemi Covid-19 yang terjadi,” ungkap Jenderal Bintang Satu tersebut. (aar/bpn)