LPD Sehat
Kepala LPD Pemogan: Tumbuhkan Kepercayaan, Kunci Membangun LPD yang Sehat. Sumber Foto : Istimewa

“Pembagian kupon sembako biasanya diadakan ketika galungan, dimana nasabah mendapatkan 1 voucher yang harus dibelanjakan di pasar Pemogan, nanti nasabah bawa kupon untuk belanja ke pedagang, dan para pedagang yang mendapat kupon nanti akan kesini untuk menukar kupon tersebut menjadi uang,” jelas Made Eka Wati.

Sejauh ini, LPD Desa Adat Pemogan memiliki jumlah penabung terdiri dari tabungan harian sekitar 3.000-an nasabah, tabungan deposito sekitar 475 orang, sementara simpanan upacara adat (Siuma) sekitar 2.000-an orang.  Adapun segmentasi pasar LPD Pemogan adalah warga Pemogan, terutama pedagang di pasar, dan penduduk pendatang yang berprofesi sebagai pedagang. Selain itu, ada juga nasabah yang berasal diluar desa Pemogan seperti Kepaon.

Baca Juga :  Gede Ngurah Ambara Putra Resmi Menjadi Anggota DPD RI, De Gadjah : Sinergi Parpol dan DPD Kunci Membangun Bali

Kegiatan tabung-menabung yang dijalankan LPD Desa Pemogan dilakukan dengan cara jemput bola langsung ke masyarakat. Dari ketiga jenis tabangunan tersebut, Siuma adalah jenis tabungan yang diminati dan menjadi favorit nasabah LPD desa Pemogan.

“Siuma adalah tabungan favorit kita, Siuma kepanjangan dari simpanan upacara agama, ini tabungan berjangka, namun tidak menutup kemungkinan bisa untuk pendidikan anak. Contoh, misalnya sekarang si anak TK, 6-8 tahun kedepan si anak akan membutuhkan dana besar untuk biaya pendidikan. Jadi melalui Siuma ini, dia bisa merencanakan biaya pendidikanya. Misalnya orang tua merencanakan anaknya sekolah di SMP Swasta, kira-kira berapa biaya pendidikan sekitar 8 tahun akan datang. Nah, mereka bisa merencanakan dari sekarang, dengan menyisihkan tiap bulan,” kata Made Eka Wati.

Baca Juga :  Bandara I Gusti Ngurah Rai Gelar Posko Angkutan Udara Idul Fitri 1445 H, Akan Layani Sebanyak 1.012.005 Penumpang

Terkait dengan tantangan pengelolaan LPD di tengah pandemi Covid-19, Made Eka Wati mengakui bahwa terjadi penurunan kemampuan warga untuk menabung.

“Misal dalam satu keluarga dulu punya tiga buku tabungan, masing-masing ditabungi Rp20 ribu, tapi sekarang bertahan satu buku, dan nominalnya bisa turun Rp10 ribu,” katanya.

Terakhir, Made Eka Wati mengatakan bahwa LPD desa adat Pemogan tengah menyusun program Kredit Ultra Mikro yang bertujuan untuk mensuport warga desa Pemogan yang berprofesi sebagai pedagang usaha mikro seperti pedagang canang, jaje uli, dan alat-alat upacara yang rencananya akan dilaunching pada bulan September 2021.

“Program ini khusus untuk warga desa yang memiliki usaha seperti dagang canang, jaje uli, dan alat-alat upacara, jadi mereka boleh meminjam kesini, dengan hanya tanda tangan klian. Sehingga ini bisa menjadi solusi bagi warga yang ingin meminjam namun tidak memiliki jaminan, dan mereka yang meminjam harus wajib nabung sebesar Rp7.000,”terang Kadek Eka Wati.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News