Mesangih
Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara saat Nyanggingin serangkaian karya Mepandes Desa Adat Yangbatu di Wantilan Pura Desa Adat Yangbatu. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara ngayah Nyanggingin serangkaian Karya Mepandes, Desa Adat Yangbatu pada Sabtu (19/6/2021) di Wantilan Pura Desa, Desa Adat Yangbatu.

Sebagai Walikota, Jaya Negara memang tidak asing lagi dalam tugas nyanggingin. Terlihat begitu terampil dan apik dalam menatah. Lantunan kidung dan suara gender mengiringi Walikota Jaya Negara melaksanakan tugas dalam menatah krama Desa Adat Yangbatu.

Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bali, AA Ngurah Adhi Ardana, Ketua MDA Kota Denpasar, AA Ketut Sudiana, Ketua Forum Bendesa Adat Kota Denpasar, I Wayan Butuantara, Camat Denpasar Timur, I Wayan Herman, Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Raka Purwantara, Bendesa Adat Pagan I Wayan Subawa, serta Perbekel Desa Dangin Puri Kelod, I Made Sada.

Disela-sela pelaksanaan karya Wakil Walikota Denpasar, IGN. Jaya Negara mengatakan bahwa ritual potong gigi (mepandes) yang merupakan salah satu upacara Manusa Yadnya yang wajib dilakukan. Dalam agama Hindu Mepandes wajib dilakukan ketika anak menginjak usia remaja atau sudah dewasa. Upacara ini bertujuan untuk mengendalikan 6 sifat buruk manusia yang menurut agama Hindu dikenal dengan istilah Sad Ripu (enam musuh dalam diri manusia).

Baca Juga :  13 Kantor Cabang BRI di Bali dan Nusa Tenggara Buka Layanan Terbatas Saat Lebaran

Lebih lanjut dikatakannya, selain merupakan sebuah kewajiban yang dilaksanakan dalam kehidupan, metatah merupakan upacara untuk menetralisir sifat buruk dalam diri manusia yang disebut dengan Sad Ripu yang meliputi Kama (sifat penuh nafsu indriya), Lobha (sifat loba dan serakah), Krodha (sifat kejam dan pemarah), Mada (sifat mabuk atau kemabukan), Matsarya (sifat dengki dan irihati), dan Moha (sifat kebingungan atau susah menentukan sesuatu).

“Mepandes atau metatah merupakan wujud bhakti kepada Sang Pencipta. Dengan dilaksanakannya karya metatah dan menek kelih masal ini diharapkan mampu meningkatkan sradha dan bhakti umat, serta para peserta atau yang bersangkutan mampu menjadikan diri lebih dewasa dan bijak baik dalam berpikir, berbuat dan berbicara, dan pelaksanaan kali ini agak berbeda lantaran penerapan prokes yang ketat dengan rapid test antigen,” ujar Jaya Negara.

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News