BALIPORTPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Pasca luntang-lantung setelah diusir oleh dua anaknya, Ni Wayan Sukaisih dan Made Wasa, nasib Ketut Reni (76) akhirnya mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Provinsi Bali dan PHDI Provinsi Bali. Ia didampingi oleh Gusti Mustika dan tiba di Terminal Mengwi dengan menumpang bus Pahala Kencana, pada Senin (29/3/2021) siang.
“Kami berangkat Minggu (28/3/2021) pagi bersyukur sudah tiba dengan selamat dan sebelumnya sudah berkoordinasi bersama PHDI Bali dan Dinas Sosial Provinsi Bali,” ujar Gusti Mustika.
Gusti Mustika merupakan masyarakat Hindu Bali yang tinggal di Desa Gerem, Kecamatan Gerogol, Cilegon, Banten. Ia adalah orang yang menyelamatkan Nenek Reni, ketika hendak mencoba menabrakan diri di atas rel kereta api rute Cilegon-Merak, pada Sabtu (20/3/2021) lalu.
Menurut Gusti Mustika, kasus yang dialami Nenek Reni adalah karena konflik dengan dua anaknya, bernama Ni Wayan Sukaisih dan Made Wasa, mereka berdua diketahui sudah masuk agama Islam. Sedangkan, di Banjar Geluntung Kaja Desa Geluntung, Marga, Tabanan, keluarga dari pihak almarhum suaminya Ketut P, sudah tidak mau menampungnya. Kesedihan Reni cukup beralasan baik saudara dan anak-anaknya pun tidak lagi pernah menghubunginya.
Dalam kesempatannya, Ketut Reni mencoba untuk menceritakan kisahnya kepada awak media, yang saat itu berniat untuk bunuh diri pasca di usir oleh sang anak di Cilegon, Banten.
“Dua kali saya mau bunuh diri di atas rel kereta, tetapi ada juga yang menolong. Saya mau tinggal di mana saja asalkan tidak dibawa ke rumah anak, baik yang di Cikarang ataupun di Lampung, juga tidak mau pulang ke Marga-Tabanan,” kata Ketut Reni.
Perjalanan hidup seseorang sudah tertuliskan dari awal, tak akan ada yg bisa menolaknya dan menghindarinya. tisak ada satupun unat manusia didunia ini, berharap seperti penomena tersebut. itu semuanta sudah menjadi kehendakNya. yg menolongpun sudah tertuliskan, sehinga harus bliau yg melakukannya, bukan suatu kebetulan. tidak ada yg aneh, semuanya hanya adegan sebyah sandiwara kehidupan umat manusia didunia ini.