Bulan Bahasa Bali
Gubernur Koster Resmi Tutup Bulan Bahasa Bali ke-3 Tahun 2021. Sumber Foto : Istimewa

Mengetahui tentang keutamaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali yang demikian adanya, maka Wayan Koster dengan konsep kepemimpinannya di Pemerintah Provinsi Bali telah berupaya membuatkan regulasi Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali, serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.

“Peraturan ini menunjukkan secara jelas bahwa Pemerintah Provinsi Bali menaruh harapan besar agar keberadaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali semakin berkembang dan semakin mampu bersaing dalam perkembangan jaman. Peraturan ini juga sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Bali, Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, yang intinya adalah mengutamakan pembangun Bali dengan didasari atas adat, tradisi, seni, budaya, dan kearifan lokal lainnya yang ada di Bali,” sebut Murdaning Jagat Bali asal Desa Sembiran, Tejakula, Buleleng ini saat didampingi Wagub Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Ny. Putri Suastini Koster, Sekda Bali, Dewa Made Indra, dan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Wayan ‘Kun’ Adnyana.

Baca Juga :  Lima Siswa SMA Negeri 4 Denpasar Raih ‘Best Poster’ dan ‘Gold Medal’ di Youth Internasional Science Fair

Atas keberadaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali di Pulau Dewata, Gubernur Koster yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini dengan tegas menyatakan hanya kita masyarakat Bali yang memiliki Bulan Bahasa Bali. Belum ada Provinsi lain di Indonesia yang mengupayakan pemuliaan terhadap bahasa Ibunya, melalui pelaksanaan Bulan Bahasa seperti kita di Bali ini.

“Boleh kita cinta bahasa Indonesia, belajar bahasa asing, tapi nomor satu yang wajib adalah menjaga dan menggunakan bahasa Bali. Jadi cara hidup kita di Bali, lokal, nasional, global. Jangan bisa bahasa Inggris, tapi lupa bahasa Bali. Wajib bahasa Bali, kalau tidak kita siapa lagi. Kepercayaan untuk menjaga budaya Bali, harus kita percayakan kepada orang Bali,” tambah Gubernur jebolan ITB ini seraya menyatakan ia melihat Bulan Bahasa Bali tahun ini sudah diikuti oleh banyak sekali masyarakat Bali, hingga datang dari luar Bali seperti Sulawesi, Jogja, Bandung, dan banyak lagi dari daerah lainnya, karena acara dilaksanakan secara virtual.

Baca Juga :  Jadi Alternatif Lembaga PAUD, Layanan SI PRIMA E-Rapor Tunjukkan Komitmen Jangka Panjang

Hal ini menurut Wayan Koster merupakan bukti bahwa keberadaan Bahasa Bali sudah dijadikan sebagai tempat berdiskusi, mencurahkan pemikiran, belajar, serta sebagai ajang hiburan oleh masyarakat semua, dan kami berdoa semoga pandemi Covid-19 segera berakhir, sehingga Bulan Bahasa Bali kapat terlaksana dengan dukungan peserta yang lebih banyak dari tahun ini.

“Krama Bali sareng sami sane dahat kusumayang titiang, Malarapan antuk pasuécan Hyang Widhi Wasa, acara Bulan Bahasa Bali warsa kalih tali selikur puniki paripurna sineb titiang. Sapisanan titiang nunas pangampura yéning wénten atur titiang sané nénten manut ring sajeroning pikayun. Pinaka wesananing atur, puputang titiang antuk parama shanti. Om Santih, Santih, Santih Om,” tutup Wayan Koster dengan nada Bahasa Bali.

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News