Vaksin Covid-19
Kegiatan Vaksinasi Covid–19 yang dilakukan di Indonesia. Sumber Foto : aar/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASARIsu merebaknya efek samping dari Vaksin Covid–19 yang dapat menyebabkan gangguan kehamilan dan kesuburan (Kemandulan), mulai beredar luas di media sosial pasca dilaksanakannya Vaksinasi Massal oleh Pemerintah yang beralngsung di seluruh wilayah di Indonesia. Beberapa informasi menyebutkan bahwa, beberapa jenis Vaksin Covid–19 yang telah di distribusikan ke beberapa Daerah di Indonesia, diklaim dapat menyebabkan kemandulan bagi manusia.

Namun, pada kenyataannya. Para Ahli telah membantah mengenai isu yang beredar tersebut. Menurut para Ahli, informasi yang salah tersebut memang sengaja disebarluaskan, oleh oknum–oknum yang tidak bertanggung jawab, yang bertujuan untuk menimbulkan kekhawatiran akan Vaksin Covid–19 tersebut.

Baca Juga :  Puluhan Motor Honda Dapat Paket Service Hemat Jelang Hari Raya Idul Fitri 1445 H

Seperti informasi yang kami lansir dari Kompas.com. Saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Covid–19 adalah sebuah pandemi global, hanya sedikit upaya yang dapat mengantisipasi keparahan akibat virus tersebut. Bahkan, sebelum resmi diumumkan sebagai pandemi global, para Ahli farmasi di seluruh dunia sedang menjalani proses sulit untuk mengembangkan Vaksin Covid–19. Hingga upaya tersebut menemukan hasil, dan Vaksin akhirnya mulai di perkenalkan ke publik.

Menurut keterangan yang dikutip dari Scince Alert, pada hari Minggu (7/3/2021) menjelaskan. Bahwa ada delapan Pakar dan Ahli Vaksinologi dan Biologi Reproduksi di Dunia, yang berusaha meluruskan pernyataan terkait isu kemandulan yang di sebabkan oleh Vaksin Covid–19 tersebut.

Baca Juga :  Peringati May Day, Pemkot Denpasar Bersama Serikat Pekerja Akan Gelar Pentas Budaya Hingga Pembagian Doorprize

Menurut para Ahli tersebut, pada dasarnya semua Vaksin itu bekerja dengan cara yang sama, yakni dengan mengaktifkan respons imun dan kekebalan di dalam tubuh. Salah satu Professor dari Swansea University Inggris, Professor Catherine Thornton mengatakan, berbagai studi telah menunjukan bahwa respon antibodi terhadap kandungan zat yang ada di dalam Vaksin Covid–19 kebanyakan, tidak menyerang plasenta secara langsung. Melainkan zat tersebut melewati plasenta dengan membentuk antibodi protein spike SARS-Cov-2, saat seorang ibu melakukan Vaksinasi di masa kehamilannya.

“Di dalam sebuah Vaksin, ada zat aktif yang bernama RNA. Potongan RNA ini digunakan oleh sel–sel dalam tubuh manusia untuk dijadikan asam amino atau pembangun protein pasca injeksi Vaksin yang dilakukan ke tubuh manusia. Jadi tidak ada kemungkinan bahwa RNA tersebut bisa pergi ke bagian lain dalam tubuh dan mempengaruhi kesuburan,” ungkapnya, seperti yang dikutip dari Scince Alert & Kompas.com.

Baca Juga :  Meriahnya Perayaan SMK Fest Bali, Meningkatkan Kreativitas Siswa dan Dukungan terhadap Pariwisata Lokal

Walaupun belum ada uji klinis pada manusia secara khusus, yang mempelajari efek Vaksin terhadap kesuburan manusia. Para Ahli menegaskan, bahawa semua Vaksin yang dikembangkan, hanya diproduksi untuk mengatasi Pandemi Virus Covid–19, jadi tidak ada kemungkinan timbulnya efek lain dari Vaksin yang dapat mempengaruhi kesuburan manusia.(aar/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News