Gerabah
Suasana pembukaan Pameran Terraccota dan Gerabah di Dharmanegara Alaya Kota Denpasar, Jumat (19/2/2021). Sumber Foto : Istimewa

“Banyak lah manfaatnya, dan saat ini gerabah mulai menunjukan pasar yang potensial, sehingga melalui Pameran ini diharapkan mampu memberikan dukungan terhadap pengembangan industri kreatif gerabah, khususnya di Kota Denpasar,” terangnya.

Sementara Ketua Panitia, Gegel Gargendra mengatakan bahwa gerabah merupakan salah satu kerajinan tanah liat yang seringkali merupakan bagian dari sejarah dan budaya masyarakat setempat. Aktivitas pembuatan gerabah ini mempunyai jejak sejarah yang cukup panjang, bahkan dipercaya kerajinan tanah sebagai karya seni tertua.

Dikatakan Gelgel bahwa, proses pembuatan gerabah memerlukan waktu yang cukup panjang. Dari proses pemilihan dan pengambilan bahan, pengolahan, pembentukan, penjemuran, pembakaran dan finishing dengan bahan dasar tanah liat.

“Proses yang cukup panjang ini, memerlukan ketekunan, ketelitian dan kemahiran dalam setiap tahap proses pengerjaannya,” jelasnya.

Baca Juga :  Tim Gabungan Dishub Denpasar Tertibkan Kendaraan Yang Parkir Sembarangan, Diganjar Teguran, Penggembosan Hingga Tilang

Lebih lanjut dijelaskan bahwa pengambilan tema “Pertiwi” dalam pameran kali ini tidaklah terlepas dari proses pembuatan gerabah. Kata Pertiwi yang diambil sebagai tema, diinspirasi dari salah satu unsur Panca Maha Bhuta, yaitu Pertiwi, Apah, Teja, Bayu dan Akasa. Panca Maha Bhuta ini dikenal sebagai lima unsur utama yang menyusun alam semesta ini.

“Dari kelima unsur penyusun alam semesta itu, unsur Pertiwi memiliki kompleksitas yang lebih tinggi dari 4 unsur lainnya. Di dalam pertiwi, terkandung unsur Apah (zat cair), Teja (unsur api), Bayu (unsur angin) dan akasa (unsur kekosongan),” ujarnya.

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News