Abu Bakar Ba’asyir
Kiri, Abu Bakar Ba'asyir. Kanan, Tragedi Bom Bali. Sumber Foto : Istimewa

Pada tahun 2014, Abu Bakar didakwa telah terlibat langsung dalam kejahatan terorisme Bom Bali, bersama terdakwa lainnya, Amrozi dan Mubarok, yang dimana peran Abu Bakar Ba’asyir adalah sebagai ahli spiritual dari jaringan teroris Jemaah Islamiah (JI) yang juga secara langsung memiliki tugas untuk memberikan pemahaman-pemahaman radikal ekstrimis, garis keras, dengan metode doktrin (cuci otak) ke seluruh anggota JI, sehingga para anggotanya memiliki keyakinan kuat untuk melakukan aksi-aksi terorisme yang berlandaskan Agama.

Dalam menjalani hukumannya selama 15 tahun, di tahun ke-10 masa tahanannya, Abu Bakar Ba’asyir mendapat remisi dari Pemerintah Indonesia sebanyak 55 bulan, atau kurang lebih 5 tahun dari keseluruhan vonis hukumannya, yang pada akhirnya kebijakan Pemerintah tersebut membuat dia dapat bebas pada 8 Januari 2021, Jumat pagi, kemarin lusa.

Baca Juga :  Sambut Hardiknas Tahun 2024, Ayu Kristi Arya Wibawa Buka Workshop Peningkatan Kompetansi Guru PAUD

Kebebasannya tersebut langsung disambut baik oleh keluarga besarnya, dan mengatakan keluarga akan berupaya agar mantan narapidana teorisme ini jauh dari pemahaman–pemahaman radikal, termasuk ISIS. Seperti informasi yang kami kutip dari BBC Indonesia dari salah satu putra Abu Bakar Ba’asyir, Abdul Rohim.

“Ketika kita kembali dengan benar dan ilmu yang luas, maka akan terjadi keseimbangan dalam berpandangan, siapapun itu. Maka upaya itu yang akan dilakukan,” ujar Abdul Rohim. Menurut kutipan dari BBC Indonesia.

Di lain sisi, beberapa korban Bom Bali memberi tanggapan yang berbeda-beda, pasca dibebaskannya Abu Bakar Ba’asyir pada Jumat lalu. Banyak dari mereka yang merasa khawatir dan was-was. Namun ada pula yang berupaya untuk memaafkan pria tersebut.

Bagi mereka yang khawatir akan hal tersebut, mengatakan tidak setuju dengan keputusan pembebasan Abu Bakar Ba’asyir, karena yang bersangkutan diduga masih sangat berbahaya dan berpotensi akan menghidupkan kembali sel-sel terorisme di Indonesia.

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News