Wisatawan Domestik
Ketua FSP PAR–SPSI Provinsi Bali, Putu Satyawira Marhaendra. Sumber Foto : aar/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Pariwisata Bali merupakan leading sektor perekonomian Bali yang menjadi fokus Pemerintah Provinsi Bali dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari sektor tersebut.

Pasca pandemi Covid–19, sektor Pariwisata Bali merupakan sektor yang merasakan dampak paling keras, sehingga membuat perekonomian Bali seolah–olah lumpuh dibuatnya. Betapa tidak, sektor pariwisata Bali dibuat terseok–seok menghadapi hantaman pandemi Covid–19 yang sampai saat ini belum tahu, kapan akan berakhirnya.

Kebijakan Pemerintah Pusat untuk membuka keran pariwisata domestik menjadi harapan kecil bagi para pelaku pariwisata Bali untuk setidaknya dapat mempertahankan eksistensinya, walaupun kebijakan tersebut dirasa tidak cukup berpengaruh besar dalam memulihkan kembali perekonomian di Provinsi Bali.

Dalam hal ini, Pemerintah Provinsi Bali juga terus berupaya untuk dapat memaksimalkan potensi yang ada. Guna mempertahankan perputaran roda perekonomian Bali di sektor pariwisatanya, demi mendukung hal tersebut, Pemprov Bali juga telah mengimplementasikan program peningkatan kualitas di setiap destinasi pariwisata yang ada, melalui sertifikasi Cleanliness, Health, Safety, dan Environment (CHSE), guna memberikan rasa aman dan sebagai upaya menjaga citra sebuah destinasi yang merupakan kunci dalam menggerakan sektor ini, terutama di masa krisis kesehatan global seperti sekarang ini.

Baca Juga :  Pemkot Denpasar Berikan Penghargaan Bagi Calon Pensiunan PNS

Di tahun 2021 ini, Pemerintah Pusat kembali menunda pembukaan keran kedatangan Internasional ke Indonesia. Kebijakan tersebut diberlakukan seiring dengan masih meningkatnya angka kasus Covid–19 yang ada di Indonesia, sehingga dari kebijakan tersebut, membuat para pelaku pariwisata Bali cukup pesimis dalam mempertahankan eksistensinya di tahun 2021 ini.

Menanggapi hal tersebut, salah satu Praktisi dan Akademisi Pariwisata Bali, yang juga merupakan Ketua dari PD FSP PAR–SPSI Provinsi Bali, Putu Satyawira Marhaendra mengatakan, Pemerintah Provinsi Bali dan para pelaku Pariwisata di Bali, seharusnya dapat memaksimalkan potensi yang ada. Dengan masih tetap dibukanya keran kedatangan domestik, semestinya juga dapat memberikan pengaruh positif terhadap keberlangsungan eksistensi dari sektor Pariwisata Bali, sehingga hal ini justru dapat memberikan peluang baru bagi sektor Pariwisata Bali, untuk tidak terlalu ketergantungan terhadap kedatangan internasional di masa krisis seperti sekarang ini.

Baca Juga :  Konsisten Sebarkan #Cari_Aman Melalui Kunjungan ke Sekolah Binaan

“Penundaan kedatangan internasional ini, sebetulnya moment yang bisa kita pergunakan untuk memperbaiki komunikasi antar semua pihak. Sehingga menurut kami, kita berharap pemulihan perekonomian pariwisata di Bali, janganlah berpikir dulu ke wisatawan mancanegara. Tapi berfokuslah dulu kepada wisatawan domestik dulu. Dengan kita meniti dari domestik, apa–apa yang menjadi kendala pada interkasi domestik ini, kita bisa perbaiki dan ketika kita menghadapi tamu mancanegara, kekurangan tersebut tidak dilihat oleh wisatawan mancanegara, sehingga mereka akan melihat professionalisme kita dalam pelayanan yang berstandar protokol kesehatan CHSE. Ini akan memberikan kesan positif, baik domestik maupun mancanegara, dan kita sebagai pelaku pariwisata Balipun akan merasa senang, karena kita memang telah benar–benar siap dalam peningkatan kualitas pariwisata dengan pola adaptasi kebiasaan baru,” ujar Putu Satyawira, saat di wawancara secara eksklusif oleh Tim Baliportalnews.com di sekretariat FSP Par–SPSI Provinsi Bali, Denpasar, Minggu (10/1/2021) pagi.

Terkait hal tersebut, Wisatawan Nusantara haruslah dapat menjadi andalan di sektor Pariwisata Bali. Sehingga, kepercayaan wisatawan domestik nantinya dapat menjadi awal kebangkitan sektor Pariwisata Nasional di 2021 yang menjadi fokus utama pada tahapan pemulihan ekonomi di sektor Pariwisata Bali. (aar/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News