Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM, GIANYAR – Panggung seni kembali dihadirkan secara daring dan kali ini menampilkan pementasan panggung bertutur yang ditayangkan di kanal Youtube Budayasaya Kemendikbud, Sabtu (10/10/2020) pukul 19.00 WIB.

Tradisi tutur telah ada sejak zaman dahulu dan tumbuh berkembang di masyarakat, dimana sebuah cerita, nilai adat, dan mitos disampaikan secara lisan. Diberbagai daerah di Nusantara ini, tradisi tutur masih sangat kental dan lestari.

Panggung bertutur kali ini menampilkan Kadek Purnami yang membawakan karya cerpennya dengan pendekatan sastra panggung.

“Panggung bertutur ini adalah sebuah pementasan sastra panggung yang merupakan bagian dari sebuah siklus buku Sebab Cinta, dimana buku fisiknya telah saya terbitkan dan menyapa pembaca, kemudian juga alih wahana menjadi buku suara yang dapat didengar dan kini saya hadirkan dalam sebuah pementasan yang saya intepretasikan sebagai sebuah sastra panggung,” ungkap Kadek Purnami, Penulis buku Sebab Cinta.

Baca Juga :  Taman Safari Indonesia Hadirkan Bali Royal Chilli Festival 2024, Kupas Resep Sambal Legendaris Kerajaan di Bali

Kadek Purnami membawakan enam buah cerpen, dimana tiga diantaranya berlatar belakang kisah adat Bali yang kental seperti cerpen Gelung, Kemuning dan Amarah. Kemudian membawakan tiga nukilan cerpen yang bertema romansa seperi Pulau Impian, Bayang Bayang dan Sebab Cinta.

Pendekatan sastra panggung yang digunakan berbasis pada kolaborasi antara penutur dan musisi, koreografer dan visual artist. Turut tampil musisi jazz Yuri Mahatma, Astrid Sulaiman, Balawan, Rizal Abdulhadi, Rio Herwindo, Fendi Rizk, Komang Sraya, Wayan Gde Yudane dan Genggong Kutus.

Baca Juga :  Queen Athena Rilis Film “Putaran Ketiga”, Angkat Kisah dari Arwah yang Ditemuinya

Sedangkan koreografer muda Agung Iswara dari Swaradanta merespon melalui gerak dan tari. Panggung bertutur ini mengambil setting tempat di Arma Museum Ubud yang direspon dengan visual mapping oleh Wahyudi Ape Motion.

“Ini adalah sebuah kolaborasi pementasan yang indah, semua memiliki kekuatan tersendiri baik dari sisi penutur, musik, koreografi tari dan video mapping. Setiap elemen yang ditampilkan baik secara visual maupun audio akan memberikan pengalaman dan sensasi aural yang berbeda. Walaupun bertutur terkesan tradisi, di sini kita memberi sentuhan teknologi visual dan audio sebagai sebuah inovasi sehingga menjadi perpaduan yang unik,” ungkap Anom Darsana, Produser dan Pendiri Antida Music Production.

Pementasan panggung bertutur ini didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sebagai salah satu kegiatan dalam pemajuan kebudayaan dan kreativitas.

Baca Juga :  Kesanga Festival II Sukses, Wali Kota Jaya Negara Apresiasi Semangat Generasi Muda

“Nusantara ini begitu kaya dengan tradisi tutur atau lisan yang ada di setiap daerah, seiring perkembangan zaman terkadang tradisi itu mulai punah, namun di sini saya mengapreasiasi kepada generasi muda yang kembali menekuni tradisi bertutur yang beradaptasi dengan teknologi dan inovasi kekinian yang lebih kontemporer,” ungkap Himar Farid, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud.

Pementasan panggung bertutur ini diharapkan dapat menghibur sahabat budaya untuk terus memacu kreativitas dalam berkarya dalam keterbatasan dan lintas media.

Buku kumpulan cerpen “Sebab Cinta” memuat 12 karya dan diterbitkan ulang oleh IndieBook Corner. Rilis buku suaranya dapat diperoleh di Audiobookportal.com. (dar/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News