Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM, BULELENGDi tengah pandemi Covid-19, kondisi perekonomian di Kota Singaraja cenderung mengalami deflasi. Hal ini diakibatkan karena daya beli masyarakat menurun. Sesuai data yang dihimpun oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Buleleng mencatat, deflasi pada Bulan April di Kota Singaraja mencapai angka 0,36 persen.

Baca Juga :  Selama Pujawali Ida Bethara Turun Kabeh, PLN Lengkapi Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih dengan Charging Station

Penyumbang andil deflasi di Kota Singaraja ada pada kelompok pengeluaran makanan dan minuman. Angka deflasi dari kelompok makanan dan minuman mencapai angka 0.73. Selain itu ada juga kelompok lain yang menyumbang deflasi seperti, perlengkapan rumah tangga dan informasi komunikasi.

Ditemui di ruang kerjanya, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Buleleng Ni Made Rousmini, S.Sos selaku Sekretaris TPID Kabupaten Buleleng membenarkan hal tersebut. Rousmini menjelaskan, pengumpulan data penghitungan berbeda dari biasanya. Hal ini mengikuti imbauan pemerintah dalam pencegahan penyebaran Covid-19.

“Ada beberapa kedalaman teknis tertentu angka inflasi tidak dapat disamakan dengan cara perhitungan yang dilakukan sebelum merebaknya Covid-19,” Jelasnya.

Baca Juga :  Bandara I Gusti Ngurah Rai Siap Layani Arus Balik

Selain itu, Rousmini menambahkan, ketidaksamaan perhitungan dikarenakan prilaku konsumen dan pedagang dalam menetapkan harga tidak seperti biasanya.

“Namun secara statistik estimasi, angka inflasi dapat dipertanggungjawabkan,” imbuhnya.

Baca Juga :  Percepat Keuangan Daerah dan Inklusi, Wali Kota Jaya Negara Bersama OJK Luncurkan TPAKD

Dia pun mengungkapkan beberapa komoditas penyumbang deflasi di Kota Singaraja. Menurutnya, komoditas terbesar penyumbang deflasi ada pada bahan makanan.

“Penyumbang deflasi terbesar ada pada cabai merah yang mencapai 0.16 persen, daging ayam ras 0.15 persen, telur ayam 0.06 persen, pisang 0.04 persen, tauge atau kecambah 0.04 persen, bawang putih 0.03 persen, daging babi 0.03 persen, dan ikan teri 0.02 persen,” ungkapnya.

Baca Juga :  Lomba Baleganjur HUT Ke-420 Kota Singaraja Pukau Ribuan Penonton

Selanjutnya, ia memaparkan penyebab deflasi yang terjadi di Kota Singaraja akibat dampak Covid-19 yang melanda. Ia pun memperkirakan, daya beli masyarakat yang menurun dikarenakan penghasilan dari masyarakat menurun.

“Seperti diketahui, banyak masyarakat yang diberhentikan dari pekerjaannya, sehingga mereka penghasilannya menurun,” katanya.

Baca Juga :  Ribuan Pengunjung Padati Pembukaan Semarak Buleleng Berbangga, Pj Bupati Ajak Masyarakat Cintai Buleleng Seutuhnya

Rousmini mengatakan, pihaknya sedang mengkaji upaya untuk mengantisipasi terjadinya deflasi. Ia akan segera melapor kepada Bupati Buleleng terkait deflasi yang dialami Kota Singaraja.

“Walaupun stok pangan mencukupi dan harga stabil, namun deflasi tidak selamanya baik, karena jika ini terus terjadi berarti perputaran ekonomi melemah. Sehingga kami sedang menyusun strategi untuk mengantisipasi hal ini,” pungkasnya. (joz/humas-bllng/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News