Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM – Sekelompok  mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) memanfaatkan limbah ceker ayam menjadi gel untuk menyembuhan patah tulang.

Inovasi ini dikembangkan oleh Yudith Violetta P (Kedokteran Hewan), Vigha Ilmanafi A (Farmasi) dan Josi Aldo Pramono (Teknik Mesin). Meraka menginovasikan biomaterial bone graft dalam bentuk gel nano-BCP-kolagen yang berasal dari limbah ceker ayam.

Yudhit menjelaskan pengembangan produk yang dinamai BETAGRAFT ini berawal dari kondisi jumlah kasus patah tulang di Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya. Data Sistem Informasi Rumah Sakit Indonesia (2010) mencatat insidensi fraktur mencapai lebih dari 43 ribu kasus.  Sementara patah tulang atau fraktur tak hanya menyebabkan kerusakan pada jaringan tulang, namun juga jaringan lunak disekitarnya dan penyembuhan memerlukan waktu yang lama.

Dia mengatakan pada kasus fraktur tulang sempurna dimana patahan tulang sudah tidak dapat disatukan kembali, menyebabkan implan sebagai immobilisator seperti yang tersedia secara umum di pasaran tidak lagi efektif untuk digunakan. Dalam kasus tersebut dibutuhkan material bone graft yang lebih efektif sebagai pengganti jaringan tulang rusak secara keseluruhan serta menstimulasi pembentukan jaringan baru.

Baca Juga :  AUM BNI Asset Management 2023 Mampu Tumbuh di Tengah Kelesuan Industri Reksa Dana

“Hal tersebut mendorong kami untuk melakukan inovasi dan lahirlah gel nano-BCP-Kolagen yang berasal dari sampah biologis yang ketersediaanya sangat melimpah di Indonesia yaitu ceker ayam. Harapannya nanti bisa menjadi solusi alternatif penyembuhan patah tulang,” terangnya, Senin (15/7/2019).

Yudhit mengatakan keunggulan BETAGRAFT bentuk gel dibandingkan dengan implan konvensional adalah fleksibel dapat menjangkau pada seluruh fragmen patahan tulang. Selain itu formulasinya mengandung material BCP yang berupa nanokristalin yang memiliki ukuran yang mirip dengan jaringan tulang normal (nanometrically natural) sehingga lebih cepat diabsorbsi dibandingkan biomaterial konvensional.

Baca Juga :  Pemkot Denpasar Akan Gelar Uji Sertifikasi Kompetensi Tahun Anggaran 2024 Bagi SDM Pariwisata

Vighna menambahkan mereka mengolah ceker ayam yang banyak ditemukan di rumah potong ayam dan diformulasikan dalam bentuk gel yang mudah diaplikasikan. Selanjutnya diujikan pada hewan coba yaitu tikus wistar usia 2 bulan.

“Ditinjau dari luas kalus dan histopatologi sebagai parameter kesembuhan, BETAGRAFT terbukti mampu mempercepat kesembuhan fraktur dibandingkan bone graft konvensional,” ungkapnya.(ika/humas-ugm/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News