Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM – Delapan bakal calon (balon) Rektor UGM masa bakti 2017-2022 kembali menyampaikan visi-misinya dalam Forum Aspirasi Masyarakat Universitas, Kamis (23/3/2017) di Balai Senat UGM. Kali ini pemaparan visi-misi dilakukan dihadapan dosen non-guru besar, setelah sebelumnya disampaikan dihadapan guru besar UGM.

Delapan balon Rektor UGM diperoleh melalui pendaftaran yang diikuti 9 pendaftar dari internal UGM. Selanjutnya dari verifikasi berkas didapat 8 balon yang dinilai memenuhi kriteria yang dipersyaratkan untuk mengikuti iji publik lewat forum asirasi masyarakat universitas. Kemudian proses seleksi oleh Senat Akademik memilih tiga nama untuk diajukan ke Majelis Wali Amanah yang selanjutnya akan memilih Rektor UGM periode 2017-2022.

Delapan balon Rektor UGM tersebut adalah Prof. Ir. Panut Mulyono M.Eng., D.Eng., (Drkan Fakultas Teknik), Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., (Dekan Fakultas Peternakan), Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro, M.Soc.Sc., (Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis), dan Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., (Petahana Rektor UGM). Berikutnya, Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si., (Dekan FISIPOL), dr. Rr. Titi Savitri Prihatiningsih, M.Med.Ed., Ph.D., (Mantan Dekan Fakultas Kedokteran), Dr. Drs. Parpurna, S.H., M.Hum., LL.M., (Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumi), serta Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., (Guru Besar Fakultas Teknik).

Dalam forum itu, setiap balon diberikan kesempatan memaparkan visi misi sesuai nomor undian. Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., mendapatkan kesempatan pertama untuk menyampaikan visi misi. Guna meneguhkan kembali jati diri UGM dan memiliki kewibawan akademik Ali Agus mengajukan lima kebijakan strategis. Antara lain memperkuat kelembagaan dan sinergi antar lembaga internal, memperluas jejaring kerja sama di dalam dan luar negeri, diringi dengan peningkatan kualitas SDM dan infrastruktur yang memadai untuk menjamin penyelenggaraan tri dharma perguruan tinggi yang lebih baik.

“Melaksanakan sistim SADA secara konsekuen dengan memberikan dukungan IT dan anggaran memadai bagi fakultas, sekolah, dan pusat studi serta mengembangkan kampus edukopolis,” katanya.

Adapun prioritas kerja lima tahun kedepan adalah melakukan penguatan dalam berbagai aspek seperti sekolah pascasarjana, jaminan mutu dan kualitas pembelajaran, kerja sama dengan industri dan pelaku usaha. Selain itu, pemantapan fokus penelitian untuk menghasilkan publikasi dan IPTEKS tepat guna, pemberdayaan dan penguatan manajemen internal, hubungan alumni dan pengembangan usaha, serta penyelesaian status aset-aset yang belum tuntas.

Baca Juga :  Sirkuit Mandalika Gelar JDM Run 2024, Terbesar di Indonesia

Berikutnya Prof. Dwikorita Karnawati menyampaikan capaian yang telah diraih selama periode 2012-2017 dan formula, serta strategi lima tahun mendatang. Menurutnya, penting memacu perubahan untuk mengawal lompatan untuk mengatasi berbagai persoalan bangsa seperti persoalan kesenjangan dan kemanusiaan. Salah satunya yang telah dilakukan dengan reorientasi pengembangan SDM dengan semangat socio-enterpreneur untuk mendukung karir dan kinerja dosen dan tendik, membangun ketangguhan dan kepemimpinan mahasiswa. Inovasi pembelajaran inklusif dengan reorientasi akademik, meningkatkan akses pendidikan mahasiswa di daerah 3T, difabel, dan tidak mampu serta penegakan budaya SHE serta anti pelecehan. Meningkatkan riset dan hilirisasi melalui berbagai pusat unggulan IPTEKS, teaching industry, STP, dan rumah sakit pendidikan.

“Mengembangkan rekayasa biomedis dan digital innovation center, bioteknologi, energi baru dan terbarukan, kegunung apian, serta inovasi sosial berdasarkan Pancasila dan Ekonomi Kerakyatan,” jelasnya.

Dibarengi dengan pengembangan kemitraan pentahelix dan pendanaan kreatif. Juga pengembangan smart campus melalui pembangunan sistem layanan terintegrasi,digital based dengan perampingan birokrasi serta pengembangan infrastruktur pendukung.

Prof. Mudrajad mengungkapkan setidaknya terdapat lima isu stratejik yang dihadapi oleh UGM yakni lemahnya publikasi ilmiah, kualifikasi dan jumlah dosen yang masih kurang memadai, ketidakharmonisan visi-misi universitas dengan fakultas, kurangnya eksplorasi terhadap potensi daerah, dan peningkatan jejaring dengan industri dan pemerintah.

Untuk  mewujudkan UGM menjadi TOP 201-2022, Mudrajad menawarkan tiga straregi utama yaitu UGM goes international, goes national, dan goes local. Mewujudkan UGM goes international, Mudrajad menyebutkan nantinya dia akan membentuk pusat publikasi UGM, meningkatkan jumlah fakultas atau prodi yang terakreditasi internasional, dan internasionalisasi kurikulum.Sementara program goes national antara lain dengan mengoptimalkan jumlah mahasiswa, memperbaiki rasio dosen-mahasiswa, meningkatkan kualitas kurikulum melalui kegiatan tri dharma dan pemerataan akses pendidikan. Sedangkan program goes local salah satunya dengan menerapkan program yang mudah diaplikasikan oleh dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat.

Prof. Panut Mulyono dalam visi misinya menekankan sinergi maju bersama dan unggul. Dalam bidang pendidikan akan meningkatkan akses pendidikan, membangun karakter wirausaha dan inovasi, mengembangkan pendidikan lintas displin, dan menjadikan pendidikan pascasarjana menjadi tulang punggung, serta menguatkan fakultas dan sekolah di lingkungan UGM. Disamping itu, meningkatkan kualitas penelitian dengan melibatkan pemangku kepentingan eksternal. Memacu inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa berbasis kearifan budaya.

Baca Juga :  Ini Cara Bikin Kendaraan Premium ala Italia Tetap dalam Kondisi Prima Selama Libur Lebaran 2024

“Hilirisasi tidak hanya di bidang biomedis, teknik, energi terbarukan, tetapi juga menciptakan budaya dan seni baru,” terangnya.

Lalu mendorong pengabdian masyarakat berbasis keilmuan untuk mendorong kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan menjadikan kampus sebagai wahanan penerapan IPTEk bagi masyarakat.  Tidak lupa membangun sistem pendukung dengan tata kelola yang berkeadilan, transparan, partisipatif, akuntabel, dan terintegrasi antar bidang untuk menunjang efektivitas dan efiseinsi pemanfaatan sumber daya.

Dr. Erwan Agus Purwanto, memaparkan empat masalah yang perlu mendapat perhatian. Antara lain adanya birokratisasi di UGM, transformasi UGM dari PTN menjadi PTN-BH, namun dalam pelaksanaanya masih menggunakan logika PTN dalam mengelola organisasi mengakibatkan otonomi sebagai PTN-BH masih jauh dari kenyataan. Tidak hanya itu, UGM juga terlalu sibuk dengan berbagai proyek mercusuar, tetapi kurang relevan dengan jati diri dan visi misinya. UGM juga belum mampu memanfaatkan posisi yang strategis  untuk memperkuat pengaruh di tingkat nasional maupun internasional.

“Rektor UGM harus mengembalikan jati diri UGM sebagai Balai Nasional Ilmu Pengetahuan dan kebudayaan. Diiringi dengan desentralisasi fungsi produksi ilmu pengetahuan kepada fakultas dan pusat studi,” urainya.

Dengan keempat prinsip tersebut, Erwan menjabarkan program kerja yang akan dilakukan seperti pengembangan kurikulum berbasis riset, menata kelembagaan di level universitas,  pengembangan riset dan pengabdian masyarakat dengan pola pentahelix, dan riset yang dikembangkan harus mampu memanfaatkan potensi keunggulan lokal. Kemudian, mengembangkan diplomasi untuk merealisasikan otonomi non-akademik sebagai PTN-BH, mengadopsi sistem manajemen SDM startegis, serta pengurangan beban UKT melalui penerapan teknologi digital dan pengembangan metode economic sharing untuk mendukung pelaksanaan pendidikan tinggi berkeadilan.

Prof. Titi Savitri saat memaparkan visi-misinya memaparkan persoalan yang dihadapai UGM antara lain rendahnya publikasi, kesenjangan antar antar dosen, mahasiswa, dan tenaga pendidikan, serta persoalan tunjangan kinerja dan insentif. Kedepan perlu peningkatan dan sejumlah perbaikan tidak hanya dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabidan masyarakat, tetapi juga pengembangan sistem pendukung untuk menjalankan program tridharma.

Titi menegaskan dia akan melakukan penguatan mekanisme dan koordinasi antar organ UGM. Peningkatan kesejahteraan berbasis prinsip otonomi pengelolaan UGM dengan optimalisasi SBU, subsidi, kesejahteraan bersama, dan income generation.

Prof. Nizam dalam visi misinya menyebutkan program strategis yang akan dilaksanakan diantaranya perencanaan dosen secara terencana dan sistemik, perbaikan profil SDM yang kurang ideal antara dosen dan tenaga kependidikan, promosi otomoatis kenaikan pangkat dan golongan bagi dosen dan tenaga kependidikan. Pembinaan dan pengembangan karir dosen dibarengi pembinaan dan pengembangan karir karyawan.

Baca Juga :  PLN Imbau Waspadai Pungli dan Cermati Informasi Rekrutmen Bersama BUMN

Penegasan fungsi organisasi juga akan dilakukan dengan menggunakan sistim informasi untuk mendorong terjadinya pembagian sumber daya. Nizam mengatakan akan melakukan peningkatan efisiensi dilakukan dengan integrasi pengelolaan sumber daya dan pengelolaan keuangan secara efisien, transparan, akuntabel berbasis teknologi informasi.

“Dalam pengambilan keputusan dan merespon kebutuhan mahasiswa kita kembangkan model manajemen bintang laut, bersifat partisipatoris mendorong partisipasi dari bawah,” jelasnya.

Dr. Paripurna Sugarda dihadapan para dosen non guru besar menekankan upaya memaksimalkan peran dosen sebagai mesin penggerak utama tridhrama perguruan tinggi. Saat ini UGM memilki banyak tantangan untuk segera diselesaikan sepeti percepatan proses kenaikan pangkat, meningkatkan produktivitas publikasi, kualitas lab, mengurangi beban mengajar, meningkatkan kesejahteraan dosen, dan dukungan penuh pada pusat studi dan wadah profesional lainnya.

Dalam program kerjanya, Paripurna akan mengembangkan proses kenaikan pangkat yang sistemik, cepat dan dilakukan secara otomatis melalui sistem. Melakukan sistem pendampingan kenaikan pangkat secara intensif serta menyediakan help desk bagi dosen yang membutuhkan. Sistem kontrak sedikit mengajar dan lebih banyak pada riset dan publikasi dengan target tahunan terukur serta dukungan program post doktoral.

“Penguatan peran pusat studi sebagai rumah sinergi melakukan riset multidisplin juga penting dilakukan,” katanya.

Dalam forum tersebut muncul sejumlah pertanyaan dari para dosen dari berbagai fakultas di lingkungan UGM. Bebrapa diantaranya terkait persoalan tata ruang yang belum banyak disinggung balon rektor, pola komunikasi internal dan eksternal,konektivitas dalam kampus bagi sivitas akademika UGM, penelitian dan publikasi, serta pengembangan karir-kesejahteraan dosen dan karyawan.

Forum Aspirasi Masyarakat Universitas merupakan kegiatan yang diselenggarakan Panja Seleksi dan Pemilihan Rektor UGM periode 2017-2022. Kegiatan ini ditujukan sebagai wahana pengenalan dan menjaring masukan bagi para balon rektor. Setelah melalui dua forum aspirasi di hadapan guru besar dan dosen, para balon rektor kembali dijadwalkan akan menyampaikan visi misi dihadapan tenaga kependidikan (29/3/2017) dan mahasiswa (30/3/2017) di Grha Sabha Pramana. (ika/humas-ugm/bpn; foto: firsto)


Pantau terus baliportalnews.com di :

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News