BALIPORTALNEWS.COM – Grand Final Teruna Teruni Denpasar (TTD) berlangsung sangat meriah yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Kota Denpasar di Hotel Aston Denpasar, Minggu (19/2/2017).
Grand final yang diikuti 10 pasangan teruna teruni ini dihadiri langsung Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra bersama Ny. IA Selly D. Mantra yang didampingi Ketua WHDI Kota Denpasar Ny. Antari Jaya Negara dan Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara. Pada grand final tersebut Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra bersama Ny. IA Selly D. Mantra memberikan pertanyaan kehormatan pada tiga pasang finalis TTD.
Dalam puncak gran final TTD telah menetapkan Made Agus Sthya Narayana sebagai Teruna Denpasar 2017 dan IA Trisna Wulandari sebagai Teruni Denpasar 2017.
Puncak grand final TTD tidak hanya menjadi para peserta lomba melainkan juga memberikan kesempatan untuk tampilnya anak-anak tuna netra yang membawakan lagu “tidak ada yang sempurna”.
Ketua Panitia Penyelenggara Putu Parta Guna Raditya mengatakan setelah melakukan seleksi panjang dan dilakukan karantina bagi sepuluh pasang finalis akhirnya terpilih Made Agus Sthya Narayana sebagai Teruna Denpasar 2017 dan IA Trisna Wulandari sebagai Teruni Denpasar 2017. Dalam puncak gran final Walikota Denpasar memberikan kesempatan pada anak-anak disabilitas untuk mengisi berbagai acara hiburan.
“Ini merupakan perhatian sangat serius Pemerintah Kota Denpasar dalam hal ini Bapak Walikota Denpasar terhadap anak-anak disabilitas. Sehingga mereka mempunyai hak sama dalam mengisi pembangunan ini melalui penampilan bakat-bakatnya,” ujarnya.
Lebih lanjut Raditya menambahkan pemilihan TTD untuk dijadikan sebagai duta pariwisata dan budaya kota Denpasar. Disamping juga sebagai ruang kreatif generasi muda dalam mengisi pembangunan. Dengan demikian diharapkan generasi muda Denpasar memiliki jati diri, berwawasan luas, mimiliki rasa nasionalisme yang senantiasa menjaga keajegan Bali.
Dalam kesempatan tersebut Raditya menyampaikan jumlah peserta yang terdaftar dalam mengikuti ajang TTD sebanyak 110 orang. Setelah melalui proses seleksi yang ketat akhirnya terpilih 10 pasang yang masuk grand final yang diawali dengan kegiatan karantina.
Kegiatan karantina untuk memberikan pembekalan pada peserta sebelum mengikuti puncak gran final. Dalam gran final ini para peserta diuji pengetahuannya tentang Kota Denpasar sejauh mana mengatahui Kota Denpasar sebagai kota smart city, kota kompetensi, kota inklusi, kota kreatif berwawasan budaya sampai pada kota pada peduli sosial.
“Ini sangat perlu dilakukan untuk para finalis sehingga mereka lebih mengetahui kemajuan Kota Denpasar itu sendiri,” jelasnya. (gst/humasdps/dps)