
BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Sebagai salah satu inisiator kemerdekaan pers Indonesia, memperjuangkan Undang-Undang (UU) No 40 Tahun 1999, Ozzy Sulaiman Sudiro berharap seluruh insan pers di Bali bisa menjaga independensi dan marwah pers sebagai salah pilar demokrasi Indonesia.
“Beda dulu saat teman-teman bersama memperjuangkan kemerdekaan kita, saat ini kan wartawan (pers, red) sudah merdeka. Kenyataannya, banyak dari mereka meninggalkan arti kemerdekaan itu sendiri, mereka rela dijadikan alat atau komoditas partai politik tertentu. Inikan masalahnya marwah (harga diri/kehormatan, red), jangan terkesan hal ini terlihat seolah-olah sebagai sebuah pengkhianatan bagi kemerdekaam pers. Saya mengingatkan, untuk Pemilu 2024 rekan-rekan semua di Bali, bisa menjaga marwah dan independensi pers,” ungkap Ozzy, dikutip Rabu (13/9/2023).
Menurut Ozzy, sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Komite Wartawan Reformasi Indonesia (Ketum DPP-KWRI) dan Sekjen Majelis Pers, seorang wartawan harus memiliki semangat mengembalikan kedaulatan pers yang profesional, bertanggung jawab dan mengacu pada nilai-nilai kebangsaan.
Untuk mengembalikan kedaulatan pers itu sendiri, dalam menyajikan sebuah pemberitaan Pemilu 2024, wartawan dituntut bisa membuat iklim demokrasi lebih kondusif lewat karya jurnalistik, berani menyuarakan untuk mengembalikan semangat juang reformasi sebagai upaya mewujudkan negara demokrasi di Indonesia.
“Lagi-lagi kita dihadapi masalah yang menjadi PR (Pekerjaan Rumah, red) untuk dibenahi, bagaimana pers saat didominasi oleh pengusaha dan penguasa, bahkan partai politik tertentu, ini bahaya sekali karena kepentingannya adalah primodialisasi. Ini sebuah kemunduran, kita berharap lahirnya generasi muda pers (wartawan muda, red) baru diharapkan mampu menjaga marwah pers itu sendiri, kita mengingatkan adik-adik ini biar bisa jadi penerus pers yang sejati,” ungkap Ozzy kepada Baliportalnews.com.
Ozzy berharap, jelang pesta demokrasi 2024 mendatang, insan pers di Bali memiliki idealisme kuat dalam menciptakan sebuah karya dengan tetap menjunjung tinggi kode etik jurnalistik. Biar bagaimanapun, menurutnya, baik dan buruknya negara ini dapat terlihat melalui karya pers sejati. (aar/bpn)