Gigi
Perawatan Gigi. Sumber Foto : aar/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Bagi setiap orang, memiliki masalah kesehatan mulut khususnya masalah gigi sensitif tentu sangat mengganggu kenyamanan aktifitas sehari-hari. Beberapa kegiatan yang sering dilakukan, seperti makan dan minum, jadi terasa tidak nyaman ketika mengalami gigi sensitif.

Menanggapi permasalahan gigi yang kerap dialami sejumlah orang ini, salah satu ahli bedah mulut, drg. Komang Teguh Kelana, saat ditemui langsung oleh Wartawan Baliportalnews.com di tempat praktiknya di D’Ramus Dental Clinic, Jalan Gatot Subroto, Denpasar, pada Sabtu (27/5/2023) malam menyebut, ada banyak penyebab gigi sensitif, mulai dari kerusakan enamel gigi, karang gigi, hingga gigi berlubang.

“Penyebab gigi sensitif itu banyak, bisa karang gigi, bisa kerusakan pada gusi, bahkan gigi berlubang. Dari itu semua yang memicu adalah sisa-sisa makanan yang menggumpal menjadi pemicu utamanya, kebiasaan makan makanan panas lalu minum minuman dingin juga menjadi hal utamanya,” jelasnya.

Menurut dokter Kelana, gigi sensitif dapat terjadi pada salah satu, beberapa, atau bahkan semua gigi. Nyeri dan ngilu pada gigi sensitif dapat terasa ringan hingga berat. Keluhan tersebut dapat terjadi sementara atau hilang timbul dalam waktu yang lama.

Baca Juga :  Kawal Program BAAS, Bupati Tamba dan Wabup Ipat Kompak Kunjungi Anak Stunting

“Jika gusi mengalami kerusakan, dentin dapat terekspos dan kontak langsung dengan rangsangan dari luar, misalnya terkena makanan atau minuman yang panas atau dingin. Hal inilah yang menimbulkan nyeri dan ngilu pada gigi,” katanya.

Lebih lanjut dijelaskan, gigi memiliki beberapa lapisan, yaitu lapisan terluar (email gigi, red), tengah (dentin, red), dan dalam (saluran akar gigi, red). Dentin sensitif terhadap panas, dingin, dan manis. Lapisan ini normalnya terlindungi oleh lapisan di atasnya, yaitu lapisan email gigi. Selain terkikisnya email, gigi patah, infeksi atau penyusutan pada gusi juga dapat memicu gigi sensitif.

Umumnya, gigi sensitif adalah rasa ngilu, nyeri, atau tidak nyaman pada gigi. Sensasi pada gigi sensitif ini biasanya muncul ketika menyikat gigi atau ketika gigi terpapar suhu dingin atau panas. Untuk mengatasinya, dokter Kelana menyarakan untuk para pendertia gigi sensitif agar lebih aktif memeriksakan kesehatannya ke dokter gigi setidaknya 6 bulan sekali.

“Mungkin kita sarankan untuk lebih sering periksa ke klinik gigi setidaknya 6 bulan sekali. Atau bisa juga untuk mengurangi kebiasaan buruk dalam mengkonsumsi makanan dan minuman yang terlalu panas atau dingin serta lebih rajin menggosok gigi kurang lebih 2 kali sehari,” tuturnya.

Dirinya juga menyebut, bahwa ada beberapa cara mengatasi gigi sensitif yang bisa dilakukan sendiri dari rumah. Cara yang direkomendasikan ini, akan berguna untuk mengurangi rasa ngilu karena gigi sensitif dan memberikan perlindungan tambahan, seperti:

  • Menggunakan pasta gigi khusus untuk gigi sensitif.
  • Menggunakan sikat gigi yang memiliki bulu lembut untuk melindungi enamel gigi.
  • Menggosok gigi dengan gerakan memutar.
  • Memberi jeda setidaknya satu jam setelah menggosok gigi agar pasta gigi bekerja dengan baik.
  • Mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang terlalu asam.
  • Menggunakan pelindung gigi ketika tidur untuk menghindari kebiasaan menggeretakkan gigi.
  • Mengonsumsi vitamin dan mineral, seperti kalsium, vitamin B12, dan vitamin D untuk menghindari gigi berlubang dan penyakit gusi.
Baca Juga :  DTIK Fest 2024: Perpaduan Edukasi Digital, Kreativitas UMKM, dan Hiburan

Selain itu, perawatan medis oleh ahli juga disarankan, bagi siapapun yang memiliki permasalahan gigi sensitif yang tidak kunjung hilang dan dibarengi dengan rasa nyeri perlu segera diperiksakan ke dokter gigi, melalui prosedur yang akan direkomendasikan oleh dokter gigi, seperti:

  • Mengaplikasikan gel fluoride atau agen desensitisasi.
  • Menambal gigi.
  • Memasang crown gigi.
  • Melakukan prosedur cangkok gusi.
  • Merawat saluran akar gigi.

Mengakhiri sesi wawanacara, dokter Kelana menambahkan, untuk mengatasi gigi sensitif akibat kebiasaan buruk, seperti menyikat gigi dengan kasar, dirinya menyarankan untuk lebih selektif dalam memilih jenis sikat gigi, dan dianjurkan kita untuk bisa mengelola stres dan mengurangi konsumsi minuman berkafein jika gigi sensitif disebabkan oleh bruxism.(aar/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News