2045
Transisi Energi Kian Nyata, PLN Beberkan Peta Jalan Tambahan Pasokan Energi Hijau Hingga 2045. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – PT PLN (Persero) memaparkan peta jalan perusahaan untuk mencapai target bauran energi hijau hingga 2045 mendatang demi mendukung Net Zero Emission (NZE) di 2060 di hadapan peserta kegiatan workshop yang diselenggarakan Dinas Ketenagakerjaan dan Energi Sumber Daya Mineral, di Hotel Intercontinental Sanur Resort, Kamis (23/2/2023).

Melalui workshop yang bertemakan Capaian dan Tantangan 3 Tahun Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih, PLN menunjukkan komitmennya dalam memimpin transisi energi dan mengajak masyarakat Bali untuk terlibat demi mewujudkan target tersebut.

I Wayan Udayana, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Bali dalam paparannya menjelaskan bahwa dalam transisi energi, PLN khususnya di Bali memiliki roadmap khusus rencana bauran energi 2023 – 2045 yang tertuang dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021 – 2030.

“PLN memiliki langkah strategis yang juga selaras dengan kebijakan Pemerintah Daerah Bali untuk mendorong peningkatan bauran energi energi baru terbarukan (EBT yang sesuai dengan RUPTL hingga 20,34 persen di tahun 2045,” jelasnya, Kamis (23/2/2023).

Baca Juga :  Meriahnya Perayaan SMK Fest Bali, Meningkatkan Kreativitas Siswa dan Dukungan terhadap Pariwisata Lokal

Udayana menambahkan tahun 2023 direncanakan aka nada penambahan pembangkit EBT yakni PLTS di Bali bagian timur dan barat yang masing–masing sebesar 25 MW serta PLTMH Titab dengan daya 1,3 MW.

“Rencana pembangunan ini akan dilaksanakan oleh anak perusahaan kami yakni Indonesia Power yang nantinya akan menambah energy mix hingga 1,48 persen,” tambahnya.

Udayana turut memaparkan proyek strategis nasional Jawa Bali Connection (JBC) 500 kV yang akan meningkatkan keandalan pasokan listrik sub sistem Bali.

“Interkoneksi sistem seperti ini telah dilaksanakan di Eropa dan Amerika dan akan diapdopsi untuk meningkatkan ketahanan supply energi listrik di Bali,” ungkapnya.

Baca Juga :  DTIK Fest 2024: Perpaduan Edukasi Digital, Kreativitas UMKM, dan Hiburan

Ia juga menjelaskan bahwa EBT di pulau Bali sebagian besar berasal dari PLTS yang memiliki kelemahan dalam konsistensi memasok listrik, apalagi di saat mendung, sehingga JBC sangat diperlukan untuk memberikan kepastian dan kecukupan pasokan daya listrik.

Dalam kesempatan ini, Udayana menjelaskan bahwa di tahun 2022 lalu, PLN menunjukkan komitmen penggunaan energi bersih dengan memasang photovoltaic rooftop di 40 lokasi kantor – kantor PLN tersebar di seluruh Bali.

“Sesuai dengan Pergub Bali no 49 tahun 2019, PLN juga ikut berpartisipasi menjalankan kebijakan pemda Bali dengan menambah kapasitas pembangkit sebesar 932 kWp yang on grid dengan jaringan PLN, dan 606 kWp yang Off Grid,” paparnya.

Baca Juga :  Selama Pujawali Ida Bethara Turun Kabeh, PLN Lengkapi Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih dengan Charging Station

Terakhir, dirinya mengharapkan sinergi dan kolaborasi yang baik dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun komunitas untuk bersama–sama mewujudkan transisi energi di masa depan.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News