UGM
Putra Presiden Turki, Bilal Erdogan Kunjungi UGM Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Penelitian. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, YOGYAKARTA – UGM menerima kunjungan dari putra Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan yaitu Necmettin Bilal Erdogan, Selasa (20/12/2022) di Balai Senat UGM.

Bilal Erdogan mengunjungi UGM bersama dengan rombongan dari Kirikkale University dan Prof. Dr. Fuat Sezgin Research Foundation for the History of Science in Islam untuk menjalin kerja sama dalam bidang pendidikan dan penelitian. Kesepakatan kerja sama ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Rektor UGM, Prof. Dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., Rektor Kirikkale University, Prof. Dr. Erssan Aslan, dan President of the Board of Directors, Prof. Dr. Fuat Sezgin Research Foundation for the History of Science in Islam, Mecit Çetinkaya dan turut didampingi oleh Bilal Erdogan.

Kerja sama antara ketiga pihak ini dalam upaya memperkuat hubungan dan mempromosikan pertukaran akademik serta budaya diantara para pihak. Adapun kerja sama yang akan dijalankan meliputi pertukaran mahasiswa, profesor, dan peneliti, pelaksanaan kolaborasi penelitian, pelaksanaan kuliah umum, konferensi, seminar, summer course, serta simposium. Disamping itu, kerja sama juga akan dijalankan dalam pertukaran informasi akademik dan material serta pertukaran tamu fakultas untuk meningkatkan manfaat dan efisiensi manajemen institusi.

“Kunjungan ini sebagai kelanjutan penguatan kerja sama pendidikan dan penelitian di perguruan tinggi sejak kunjungan Rektor UGM, Ova Emilia ke Turki pada bulan Juli 2022 lalu,” ungkap Bilal Erdogan kepada wartawan usai kunjungan.

Baca Juga :  Pemkot Denpasar Kunjungi TPA Praba Dharma Yogyakarta, Pelajari Program Penitipan Anak Bagi Orang Tua Pekerja

Bilal Erdogan menyampaikan, bahwa Turki menyediakan beragam beasiswa baik untuk program sarjana maupun pascasarjana. Ia pun berharap mahasiswa UGM maupun mahasiswa Indonesia lainnya bisa memanfaatkan beasiswa yang ditawarkan untuk melanjutkan studi di Turki.

Usai penandatangan MoU turut dilaksanakan seminar Scientific Development: Past, Present, And Future Trajectories yang menghadirkan sejumlah narasumber Mecit Çetinkaya (Prof. Dr. Fuat Sezgin Research Foundation for the History of Science in Islam), Prof. Dr. Ersan Aslan (Rector of Kirikkale University), Prof. Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin (UIN Sunan Kalijaga), Dr. Dicky Sofjan (ICRS/ CRCS UGM).

Baca Juga :  Kementerian Pendidikan Bantah Kabar Seragam Sekolah Diganti Setelah Lebaran

Dalam kesempatan itu Bilal Erdogan turut menceritakan sejarah pendirian Prof. Dr. Fuat Sezgin Research Foundation for the History of Science in Islam. Yayasan ini didirikan oleh Fuat Sezgin yang mendedikasikan 94 tahun hidupnya untuk mempelajari sejarah ilmu pengetahuan Islam. Yayasan didirikan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang warisan ilmiah dan teknologi budaya serta peradaban Islam, mentransmisikannya dengan cara terbaik ke generasi baru, dan memastikan warisan abadi untuk semua studi. Melalui kerja sama yang telah disepakati bersama ini ia berharap kedepan bisa mendorong pengembangan riset dan teknologi yang bermanfaat bagi para pihak.

Sementara Rektor UGM, Prof. Dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., menyampaikan, Turki dan Indonesia merupakan dua sahabat baik dimana keduanya merupakan negara dengan mayoritas muslim. Hubungan tersebut bisa ditelusuri kembali ke abad ke-12 saat ulama Turki memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Indonesia dan hubungan tersebut masih berlanjut hingga saat ini.

Baca Juga :  Jadi Alternatif Lembaga PAUD, Layanan SI PRIMA E-Rapor Tunjukkan Komitmen Jangka Panjang

Ova mengatakan, dari segi ekonomi dan perdagangan, Indonesia dan Turki adalah anggota G20 dengan hubungan yang cukup kuat. Pada tahun 2019 nilai perdagangan keduanya mencapai USS 1,37 miliar. Sementara ekspor Indonesia ke Turki di 2019 mencapai USS 1,05 miliar dan impor Indonesia ke Turki tercatat USS 321,2 juta.

“Perkembangan sains di Turki menduduki peringkat ke-41 dunia dalam Indeks Inovasi Global tahun 2021, meningkat dari tahun 2011 yang ada diposisi 65. Hal ini adanya praktik baik Turki dalam mempromosikan sains dan teknologi dan hari ini kami beruntung bisa belajar dan berdiskusi untuk penguatan kolaborasi kedepannya,” paparnya.

Oleh sebab itu Ova sangat mendorong para peneliti dari UGM dan Turki bisa mentransformasikan MoU ini menjadi kegiatan nyata. Selain itu kerja sama yang dijalankan nantinya dapat berdampak positif dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan publikasi, serta pengabdian kepada masyarakat.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News