rabies
Pj. Bupati Lihadnyana Minta Dinas Terkait Lebih Serius Tangani Rabies. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG – Tingginya angka kasus rabies di Kabupaten Buleleng menjadi perhatian serius Pemkab Buleleng. Penjabat (Pj) Bupati Buleleng, Ir. Ketut Lihadnyana, MMA., pun meminta Dinas terkait untuk lebih serius lagi dalam menangani kasus rabies di Kabupaten Buleleng. Menurutnya, harus ada strategi-strategi yang efektif untuk mengatasi rabies.

“Dalam penanganan rabies ini kita menganut sistem partisipatif rural appraisal melibatkan masyarakat seluruhnya mulai dari kesadarannya, mulai dari sistem kita mengedukasinya mungkin bilamana perlu juga termasuk di dalam pengamanannya kita akan lebih baik harus berkolaborasi dengan desa akan lenih efektif karena saya pernah lakukan,” ungkapnya.

Hal ini disampaikan saat menerima audensi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Rabu (21/12). Audensi ini diterima di Ruang Rapat Kantor Bupati Buleleng. Rombongan dari Kementerian Kesehatan dipimpin Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan RI, dr. Imran Pambudi, MPHM. Hadir pula Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Kepala Dinas terkait lingkup Pemkab Buleleng.

Dirinya menambahkan, penanganan rabies harus dilakukan dari hulu. Menurutnya, kalau dihulu tertangani, maka kasus rabies juga akan menurun. Selain itu, dirinya mengatakan awig-awig atau peraturan Desa Adat dianggap paling ampuh untuk mengurangi angka kasus rabies di Buleleng. Ini sudah terbukti di beberapa Desa di Buleleng yang telah menerapkan awig-awig tersebut. Dengan demikian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng akan mendorong Desa Adat untuk membuat awig-awig terkait penanganan rabies. Ini merupakan strategi untuk menanggulangi kasus rabies di Kabupaten Buleleng yang terus meningkat.

Baca Juga :  Ribuan Pengunjung Padati Pembukaan Semarak Buleleng Berbangga, Pj Bupati Ajak Masyarakat Cintai Buleleng Seutuhnya

“Kalau di hulu ini kan semacam promotif preventif. Kalau di hulu sudah ditangani betul berarti gigitannya menjadi kecil, kalau gigitan menjadi kecil berarti kan tidak ada lagi orang yang meninggal karena itu. Makanya di hulu harus kita benahi benar dulu,” imbuhnya.

Sementara itu Direktur P2PM Imran Pambudi mengatakan, ada 3 hal yang harus dilakukan, yakni menggunakan social capital, desentralisasi, mempercepat vaksinasi terutama vaksinasi untuk hewan.

“Nah mempercepat vaksinasi ini kita harus membentuk tim, tim untuk melakukan vaksinasi,” jelasnya.

Kementerian Kesehatan telah memberikan waktu tiga Bulan untuk mencapai target 70% vaksinasi.

“Tadi kita ngitung-ngitung awalnya sekitar delapan belas tim, tapi ternyata kalau mau lebih cepat tiga bulan ya harus nambah lagi,” katanya.

Dirinya menambahkan, Pemerintah Pusat siap mendukung penuh setiap strategi yang akan dilakukan oleh Pemkab Buleleng. Menurutnya, dukungan ini akan mempercepat penanganan kasus rabies.

“Kita tidak ingin buleleng jalan sendiri, tetapi buleleng harus punya rencana, renacananya kan ga mungkin sama antara yang dilakukan di Jakarta dengan Buleleng. Tapi yang jelas tadi kita mendorong daerah itu memiliki rencana yang jelas khusus wilayah, seperti apa masalahnya kita akan bantu,” pungkasnya.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News