Bandung-Belgrade-Havana
Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspective Gelar Konferensi di Bali. Sumber Foto : ads/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Setelah 66 Tahun Konferensi Bandung, impian apa yang masih tinggal impian, tantangan apa yang harus dihadapi, proyek apa yang perlu dirumuskan agar impian menjadi kenyataan.

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, konferensi difokuskan pada warisan dan aktualisasi warisan Konferensi Bandung.

Dalam semangat ini, konferensi ini juga dipersembahkan bagi peringatan 60 tahun Konferensi Nonblok Beograd dan 55 tahun Konferensi Tiga Benua Havana, yang merupakan tindak lanjut Konferensi Bandung yang paling menonjol.

Indonesia merupakan tempat yang tepat untuk memperingati tiga konferensi tersebut karena menjadi saksi atas peran kunci Indonesia dan Presiden Sukarno, selain para pemimpin Bandung lainnya, dalam sejarah perjuangan internasional untuk perdamaian, keadilan, dan kemakmuran global.

Baca Juga :  Posyandu Paripurna Berlangsung di Banjar Mertha Buana, Berikan Pelayanan Kesehatan Dasar Hingga Pemenuhan Gizi Cegah Stunting

Kebetulan Indonesia adalah ketua G20 dari 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022, dan KTT G20 ke-17 akan berlangsung di Bali pada 15-16 November 2022. Karena itu, Pernyataan/Deklarasi Akhir konferensi disiapkan untuk diserahkan kepada pemerintah Indonesia sebagai negara anggota GNB dan G20.

Kepala Arsip Nasional RI, Drs. Iman Gunarto, M.Hum., menyatakan konferensi ini sangat penting apalagi dilaksanakan di Bali. Informasi dahulu harus kembali dibangkitkan untuk masa depan yang lebih baik.

“Kepemimpinan Indonesia di G20 ini tak lepas dari kepemimpinan masa lalu,”ujarnya pada Senin (14/11/2022).

Sementara itu pengamat pertahanan negara yang juga akademisi Dr. Connie Rahakundini Bakrie menyatakan konfrensi ini sangat penting sehingga Indonesia mengambil peran dalam peradaban dunia yang lebih maju dan adil.

“Presiden Soekarno sangat berhubungan dengan kekinian dunia saat ini, apalagi dengan adanya perang Rusia dan Ukraina,” tandasnya.

Sementara itu Prof Darwis Khudori menyatakan peran akademisi dari Universitas Udayana, Universitas Airlangga, Universitas Padjajaran sangat luar biasa dalam mengambil kebijakan. Ini merupakan peluang Bangkitnya Asia (Indonesia, India dan China) sebagai kekuatan baru memimpin dunia menuju perdamaian dunia. Konferensi ini berlangsung berturut-turut di empat tempat yang memiliki arti khusus dalam gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia dan hubungan khusus dengan Sukarno: Jakarta (7/11/2022), Bandung (8-9/11/2022), Blitar (9/11/2022), Surabaya (10-12/11/2022) dan Bali (13-14/11/2022).

Baca Juga :  Puluhan Warga Manfaatkan Layanan Posyandu Paripurna di Kelurahan Penatih

“Konferensi ini melibatkan sekitar 140 sarjana dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi dari berbagai bidang profesional serta aktivis gerakan sosial dan solidaritas, yang berbasis di wilayah geografis yang beragam di Afrika, Amerika, Asia, Australia dan Eropa,” terangnya. (ads/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News