Diageo Indonesia
Penandatanganan perjanjian kerja sama antara Diageo Indonesia dan Yayasan Bambu Lestari. Sumber Foto : mon/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, BADUNG – PT Langgeng Kreasi Jayaprima (Diageo Indonesia) memulai babak baru melalui penciptaan lapangan kerja dan melakukan produksi spirit di Indonesia yang berkualitas tinggi termasuk produk Smirnoff, Captain Morgan, Gilbey’s, Mr. Dowell’s dan Gordon’s di Bali. Secara global, Diageo adalah perusahaan terkemuka dalam kategori bir dan minuman beralkohol premium dengan lebih dari 200 merek termasuk Guinness, Johnnie Walker, Singleton, Tanqueray, Baileys, dan Don Julio. Dengan produk yang dijual di lebih dari 180 negara, Diageo berambisi menjadi perusahaan produk konsumen dengan kinerja terbaik, paling terpercaya, dan dihormati.

Dalam rangkaian kegiatan B20 Indonesia, PT Langgeng Kreasi Jayaprima (Diageo Indonesia) bersama Yayasan Bambu Lestari menyelenggarakan peresmian Kerja sama Desa Bambu Agroforestri dan Pemulihan Air di Bali yang diadakan di Paviliun Hutan Bambu, Nusa Dua, Senin (14/11/2022).

Peresmian perjanjian kerja sama antara Diageo Indonesia dan Yayasan Bambu Lestari turut dihadiri oleh Komisioner Dagang Inggris untuk Asia Pasifik Natalie Black CBE, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste, Owen Jenkins, Sekretaris Daerah Kabupaten Tabanan, I Gede Susila, dan Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, I Made Teja.

“Tujuan dari kerja sama ini adalah untuk meningkatkan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) Yeh Penet dalam menjaga ketersediaan air berkualitas dan lestari melalui praktik wanatani bambu (agroforestry),” terang Alefiyah Sharma selaku Direktur PT Langgeng Kreasi Jayaprima (Diageo Indonesia).

Baca Juga :  Pilkada Badung 2024, Gusde Mahendra: Pemuda Badung Selektif Menentukan Pilihan

Lebih lanjut Alefiyah Sharma menambahkan, kolaborasi antara Diageo Indonesia dengan Yayasan Bambu Lestari merupakan salah satu bentuk komitmen keberlanjutan Diageo terkait pelestarian air untuk kehidupan ‘Preserve Water for Life’ yang tercantum dalam Society 2030: Spirit of Progress, secara khusus melalui pilar ‘Grain-to-glass sustainability’.

“Ada kearifan lokal yang percaya kalau menanam bambu, maka menanam air,” ujar Monica Tanuhandaru, Direktur Eksekutif Yayasan Bambu Lestari.

Melalui ekosistem Desa Bambu Agroforestri, yang melibatkan peran serta masyarakat dan pemerintah, akan dipertunjukkan bagaimana restorasi lingkungan dan mitigasi perubahan iklim dapat turut berpartisipasi pada pemberdayaan perempuan, dan pembukaan lapangan pekerjaan. Program kolaborasi ini akan berlangsung selama lima tahun dan dipusatkan pada sejumlah desa di alur DAS Yeh Penet, salah satu daerah aliran sungai terbesar di Bali.

Natalie Black CBE, Komisioner Dagang Inggris untuk Asia Pasifik mengatakan, Dalam semangat kolaboratif G20, untuk mewujudkan transisi energi kita harus bekerja sama lintas batas, sektor, dan organisasi.

“Presidensi Indonesia B20 dan G20 merupakan kesempatan emas untuk bekerja sama mewujudkan perubahan berkelanjutan dalam pelestarian sumber daya alam. Pemerintah Inggris dengan bangga mendukung kemitraan Diageo Indonesia dengan Yayasan Bambu Lestari,” ucapnya.

Kerja sama kali ini dapat menjadi model percontohan untuk menjaga sumber daya air Bali. Mudah-mudahan ini di Bali menjadi sesuatu yang luar biasa untuk menjaga konservasi terutama di Kawasan Yeh Penet.

Baca Juga :  Dies Natalis Ke-46 Politeknik Pariwisata Bali, Ajak Semua Civitas Perkuat Kebersamaan

“Terima kasih kepada Diageo karena telah membantu Bali melalui bambu. Kami menantikan kerja sama yang panjang ini. Yayasan Bambu Lestari tidak bekerja sendirian. Kami juga berharap dapat bermitra dengan Diageo di negara lain terutama di sabuk tropis tempat bambu dapat tumbuh dan menjaga sumber daya air serta mengurangi emisi, kami harapkan ke depan bukan hanya di Yeh Penet saja. Kami juga berharap ada lokasi-lokasi lain yang dapat dikembangkan untuk menjaga sumber daya air di Provinsi Bali,” ujar Made.

Sekretaris Daerah Kabupaten Tabanan, I Gede Susila sangat mengapresiasi dan berterima kasih karena sudah memilih Tabanan menjadi atensi kegiatan ini.

“Kita tahu Tabanan itu berbukit dan bergunung, dan bambu-bambu disana jadi perhatian masyarakat disana, dan saya berharap kegiatan-kegiatan ini terus dilakukan supaya Tabanan juga semakin dikenal,” kata Gede Susila.(mon/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News