Aset Kripto
Aset Kripto. Sumber Foto : unsplash.com

BALIPORTALNEWS.COM, UBUD – Penerapan mata uang digital seperti Cryptocurrency semakin marak digunakan, terutama di pasar negara berkembang yang salah satunya Indonesia, mendominasi Global Crypto Adoption Index tahun ini. Kendati demikian, kepercayaan publik akan penggunaan mata uang ini masih dipertanyakan. Terdapat beragam kekhawatiran yang melingkupi Cryptocurrency baik mengenai keamanan ataupun aksesnya.

Vice President of Growth dari Tokocrpyto, Cenmidtal Cuaca Mulyanto, menjelaskan bahwa implementasi Crypto memanglah sebuah hal yang sulit dan abstrak di Indonesia.

“Saat ini, sebagai sebuah aset Crypto tidak dinaungi oleh Bank Indonesia, namun oleh Bappebti. Padahal saat ini sudah ada hampir 249,3 triliun transaksi Crypto di Indonesia. Selain itu, Crypto juga memiliki potensi untuk menciptakan lapangan kerja yang baru bagi masyarakat,” ujarnya.

“Sistem blockchain telah mengubah begitu banyak industri, mulai dari transportasi, hiburan, hingga pemasaran. Hal ini menjadi kesempatan yang baik untuk memudahkan berbagai hal,” menurutnya.

Baca Juga :  Dukung Bali Maritime Tourism Hub, Pertamina-Pelindo Sepakat Jalin Kerja Sama

Chang Real Lee, Secretary General Asia Marketing Foundation (AMF), menilai bahwa kendala Indonesia dalam penerapan Cryptocurrency adalah pada kemampuan akses.

Meski begitu, Jinnie Lee sebagai Head of Global Partnerships Klaytn Foundation menilai saat ini Cryptocurrency merupakan cara baru transaksi pembayaran tanpa persaingan bank. Meski tidak semua Cryptocurrency sukses dipasarkan di seluruh negara, saat ini Thailand dan Vietnam menjadi dua negara di Asia Tenggara dengan volume transaksi paling banyak, membuatnya lebih stabil dari negara lain.

Jinnie kemudian menilai bahwa Indonesia, menjadi salah satu pasar yang cocok untuk penerapan Cryptocurrency. Hal ini didukung dengan fakta bahwa 80% transaksi di Indonesia adalah unbanked fund.

Selain itu, ekosistem NFT juga semakin menarik perhatian masyarakat, banyak merek besar meluncurkan koleksi NFT, seperti Starbucks. Hal ini menjadi gagasan yang bisa diterapkan para pemasar untuk menunjukkan agility dalam menghadapi tren mata uang global.

Baca Juga :  Seluruh Kantor Pajak di Bali Buka Layanan Tanggal 30 dan 31 Maret 2024

Fakta menarik diungkap oleh Cenmi, Tokocrypto hadir sebagai platform yang mendukung penyebaran dan penggunaan Crypto di Indonesia. Saat ini transaksi yang terjadi di Tokocrypto telah mencapai angka yang fantastis, 249,3 triliun per tahunnya dengan 3 juta volume transaksi per hari.

Masih berupaya meluncurkan berbagai inovasi untuk mendukung keberlanjutan Tokocrypto, Cenmi menyampaikan, saat ini Tokocrypto berupaya untuk mengoptimalkan proses.

“Kami percaya ini adalah praktik terbaik untuk memastikan pertumbuhan proses bisnis yang berkelanjutan,” ujarnya pada World Marketing Forum, Jumat (7/10/2022).

Baca Juga :  Kinerja Industri Jasa Keuangan Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Tetap Resilien dan Terjaga Stabil

Sebagai salah satu pihak yang mendukung penyebaran dan penggunaan Crypto di Indonesia, Cenmi menyampaikan, Tokocrypto memiliki beragam inovasi yang bisa dimanfaatkan untuk memudahkan transaksi Crypto.

“Salah satunya adalah Tokoverse yang berperan sebagai wadah untuk para pengguna melakukan transaksi Crypto, Tokolabs, Tokoscholar dan berbagai program lainnya seperti Tokonews dan Tokoinvention,” tambahnya.

Untuk mengikuti keseluruhan sesi World Marketing Forum, publik dapat mengunjungi link berikut: bit.ly/wmarketingforum2.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News