Bupati Nyoman Giri Prasta
Bupati Nyoman Giri Prasta saat menghadiri upacara Pitra Yadnya (Nyuasta Geni) Ngaben dan Nyekah Kinambulan di Banjar Adat Pandan, Desa Adat Selulung, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Jumat (2/9/2022). Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, BADUNG – Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, hadir di tengah-tengah Krama Banjar Adat Pandan, Desa Adat Selulung, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli saat menggelar upacara Pitra Yadnya (Nyuasta Geni) Ngaben dan Nyekah Kinambulan, yang rutin dilaksanakan setiap 5 tahun sekali secara bersama-sama, Jumat (2/9/2022). Pada kesempatan tersebut sebagai bentuk dukungan untuk upacara, Bupati Nyoman Giri Prasta secara pribadi memberi bantuan dana sebesar Rp25.000.000.

“Dalam pelaksanaan upacara Pitra Yadnya nyekah Kinambulan yang dilaksanakan lima tahun sekali ini yang dapat dibilang Agate, Watemana, Anegata yang dalam istilah biasa dibilang Ane pidan (dahulu), Ane jani (sekarang), Ane lakar teka (yang akan datang). Yang dahulu bagus dilestarikan yang Jelek dibuang, yang sekarang bahagia, yang akan datang sempurna,” ujar Giri Prasta saat memberikan sambutan.

Pihaknya juga mengajak semeton semua untuk selalu berlandaskan Tri Hita Karana, Tiga Penyebab Terciptanya Kesejahteraan, yang pada intinya mengajarkan tentang keseimbangan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya. Ketiga keseimbangan tersebut merupakan penyebab terjadinya kebahagiaan, dan juga semua harus selalu berpedoman dengan ajaran Agama Hindu berlandaskan Dharmaning Leluhur, Dharmaning Agama dan Dharmaning Negara.

“Secara pribadi saya memberikan apresiasi dan dukungan atas semangat persatuan yang telah ditunjukkan krama Desa Adat Selulung untuk melaksanakan yadnya bersama-sama sebagai wujud dharmaning leluhur,” imbuhnya.

Baca Juga :  Sekda Kota Denpasar Hadiri Pujawali di Pura Swagina Taman Sari

Lebih lanjut Bupati Giri Prasta mengatakan, karya Pitra Yadnya Kinembulan sangat penting karena upacara pitra yadnya merupakan sebuah sarana upacara untuk menyucikan atma sehingga menjadi Dewa Hyang Guru dan melinggih di merajan rong tiga. Banyak rangkaian dari upacara nyekah yang patut dilaksanakan oleh krama sebagai peserta nyekah. Mulai dari ngangget don bingin, murwa daksina, meprelina puspa, meajar-ajar dan terakhir mamitang ke pura dalem dan ngelinggihang di masing-masing merajan. Selain itu dalam prosesi meajar-ajar ada yang disebut catur loka pala. Meajar-ajar ke Utara di Pura Beratan, Barat ke Batu Kau, Selatan ke Uluwatu, dan Timur ke Goa Lawah. Yang utama adalah saat ngelinggihang disebut Dewa Pratista bermakna menyatukan bumi dengan langit dengan konsep padu muka.

“Saya harap semua prosesi upacara tersebut dapat diikuti oleh semua keluarga sebagai tanggung jawab serta wujud bakti kita kepada leluhur yang diupacarai,” pintanya.

Baca Juga :  Gandeng Tiga Perempuan Hebat, IndoLinen Gelar Talkshow untuk Edukasi dan Inspirasi

Sementara itu Manggala Karya, I Wayan Dirka, mengungkapkan, krama Desa Adat Selulung melaksanakan upacara Pitra Yadnya (Nyuasta Geni) Ngaben lan Nyekah Massal di Banjar Adat Pandan, Desa Adat Selulung dan di puput Ida Pedanda Made Bukit dari Griya Tiyingtali Jagaraga. Pitra yadnya ngaben massal yang dilaksanakan ini diikuti 37 sawa, Ngelungah 50, Mepetik 89 orang, mepandes/Potong Gigi 89 orang. Dimana  jumlah peserta terdiri dari 12 Dadia dari 3 Banjar yaitu Banjar Pandan dengan jumlah 90 KK, Banjar Pangkung 120 KK, dan terakhir Banjar Tiangan 70 KK.

Dalam pelaksanaan upacara ini kami memiliki beberapa tujuan yang sesuai dengan keinginan dan keadaan Krama Pengempon Banjar Adat Pandan, diantaranya Pertama Upacara ngaben masal ini untuk meringankan beban masyarakat, yang kedua Masyarakat merasa lebih nyaman untuk melaksanakan upacara upakara ngaben masal karena di ambil di secara bersama-sama dan yang terakhir agar bisa lebih nyaman di dalam melakukan kegiatan agama mengingat sarana dan prasarana yang kurang memadai di rumah masing-masing.

“Untuk dana yang dipergunakan pada Upacara pitra yadnya ngaben masal bersumber dari Krama pengarep, dan punia dari masyarakat. Adapun pelaksanaan upacara ini dimulai pada tanggal 19 Agustus 2022, Nunas Karang Peyadnyan, Mecaru Manca Sata, dan Nanceb Peyadnyan, tanggal 26 Agustus 2022 dilaksanakan upacara Melaspas Peyadnyan, Negtegan, Ngadegang Sunari dan Matur Piuning di Kahyangan Tiga, setelah itu 27 Agustus 2022 Nunas Tirta di Kahyangan Jagat dan Kawitan, 28 Agustus 2022 Ngeplugin, Bersihin dan Ngeringkes, serta pada 31 Agustus 2022 Puncak acara Ngaben, setelah itu Mecaru Ring Peyadnyan, Nunas Don Bingin, Ngajum Sekah, Murwa Daksina Nyekah/Ngeroras. Besoknya tanggal 1 September 2022 dilaksanakan upacara Metatah/potong gigi. Tanggal 2 September 2022 ngerauhin uleman/Undangan Dinas, 3 September 2022 dilaksanakan upacara Nyegara Gunung dan yang terakhir 4 September 2022, Mendak Dewa Hyang Ring Peyadnyan ngelantur Ngelinggihang di merajan masing-masing peserta Nyekah,” terangnya.

Baca Juga :  Puncak Arus Balik Tanggal 14 April 2024, Operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai Berjalan dengan Lancar

Turut hadir mendampingi Bupati Giri Prasta, Perbekel Desa Pengejaran, I Wayan Arta, Perbekel Desa Selulung, I Putu Jaya Menala, Bendesa Adat Selulung, I Putu Santosa, Kelian Banjar Adat Pandan, I Nyoman Sunarta, serta tokoh masyarakat setempat.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News