Sugeng Pramono , S.E, S.Par , MBA.,
Sugeng Pramono , S.E, S.Par , MBA., Kelompok Ahli Pembangunan Provinsi Bali Bidang Pariwisata. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Menjelang pelaksanaan perhelatan akbar dunia Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 15-16 November 2022 mendatang, dengan mengusung tema ‘Recover Together, Recover Stronger’ Indonesia selaku tuan rumah pelaksanaan Presidensi G20 di tahun 2022 ini, memilih Pulau Bali sebagai Provinsi yang akan secara penuh menggelar pertemuan yang direncanakan akan dihadiri oleh 19 Negara tersebut.

Menurut informasi, ke-19 Negara yang akan hadir dalam pelaksanaan KTT G20 di Bali terdiri dari, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, dan Turki, dimana isu perubahan iklik dunia dan pemulihan sektor ekonomi global pasca Pandemi Covid-19 serta membangun dunia secara berkelanjutan, menjadi beberapa agenda yang akan dibahas dalam pertemuan 19 Negara tersebut pada November 2022 mendatang di Bali.

Terkait adanya agenda dunia tersebut, tentu menjadi angin segar bagi sektor Pariwisata Bali, dimana diketahui sektor ini sempat merasakan ‘Mati Suri’ selama 2 tahun akibat hantaman krisis global Covid-19 yang terjadi. Pasca hantaman krisis tersebut, sektor Pariwisata Bali kini mulai kembali bangkit, bak gayung bersambut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali terus berbenah, mempercantik diri, menunjukan kesiapannya sebagai lokasi puncak pertemuan KTT G20 tahun ini, yang tentunya perhelatan ini akan mendatangkan banyak manfaat bagi bisnis Pariwisata di Bali dan Indonesia pada umumnya, dimana dukungan infrastruktur berkonsep hijau pun menjadi prioritas dalam KTT G20 tahun ini yang mengusung tiga agenda prioritas yakni, transisi energi berkelanjutan, arsitektur kesehatan global dan transformasi ekonomi digital.

Lebih lanjut, dalam kesempatannya, Sugeng Pramono, S.E, S.Par, MBA, selaku Kelompok Ahli Pembangunan Provinsi Bali Bidang Pariwisata, saat ditemui langsung oleh Jurnalis Baliportalnews.com pada Rabu (21/9/2022) siang menjelaskan, penyelenggaraan KTT G20 akan menjadi puncak momentum kebangkitan ekonomi Pulau Dewata, yang tercermin adanya peningkatan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, jelang pertemuan para pemimpin negara ekonomi terbesar dunia itu digelar.

Baca Juga :  Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Denpasar Musnahkan 96 Box Arsip

“Berbagai upaya telah dilakukan Pemprov Bali, dalam membenahi kondisi Bali pasca Pandemi Global. Salah satunya dengan meyakinkan Pemerintah Pusat agar Bali diberikan kelonggaran bagi wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik untuk berkunjung tanpa karantina. Kebijakan tersebut pun akhirnya dapat dilakukan sejak tanggal 7 Maret 2022 lalu,” ungkapnya.

Selanjutnya juga dikatakannya, bahwa menjelang KTT G20 kunjungan wisatawan mancanegara khususnya dan wisatawan domestik ke Bali terus mengalami peningkatan, dimana ini secara langsung berdampak pada pertumbuhan ekonomi Bali yang bangkit dari keterpurukan dengan tumbuh positif sebesar 3,04 persen pada triwulan kedua tahun 2022.

Baca Juga :  Gelar Apel Kesiapsiagaan, Dinsos P3A Bali Peringati HUT Ke-20 Tagana dan Pengukuhan Forum Komunikasi Tagana Provinsi Bali Periode 2024-2029

Momentum ini dapat terus ditingkatkan seiring dengan semakin banyaknya event nasional dan internasional di Bali, terutama rangkaian Presidensi G20 yang puncaknya akan berlangsung pada tanggal 15-16 November 2022 mendatang.

“Rata-rata kunjungan wisatawan ke Bali mencapai 10.000 per harinya. Meski jumlahnya belum bisa kembali seperti di tahun-tahun sebelum pandaemi, yakni mencapai 20.000 kunjungan per harinya, namun kami cukup gembira dengan capaian angka saat ini. Kami prediksi diakhir tahun ini target 9.000 kunjungan per harinya dapat dicapai walau jumlah yang sekarang ini sudah melampaui target,” paparnya.

Baca Juga :  FHTB 2024 Sukses Digelar, Berhasil Hubungkan Ratusan Jaringan Bisnis

Sugeng juga menambahkan, di bulan September ini juga ada maskapai dari China yang masuk ke Bali sehingga jumlah maskapai saat ini ada 24, diharapkan hal ini bisa mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan karena wisatawan China adalah pangsa pasar kedua setelah Australia, juga pelaksanaan KTT G20 menjadi momentum kebangkitan bisnis Pariwisata Bali, yang bisa dilihat dari capaian tingkat okupansi di kawasan Nusa (ITDC) yang berkisar 70-80%.(aar/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News