PPDB Buleleng
Kadisdikpora Kabupaten Buleleng, Made Astika. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG – Ratusan siswa sekolah dasar (SD) lulusan tahun ajaran 2021/2022 masih terancam tidak melanjutkan ke jenjang selanjutnya yakni Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Menyikapi hal itu Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng mulai melakukan penelusuran terhadap ratusan lulusan itu. Penelusuran dilakukan untuk mencegah terjadinya potensi Drop Out (DO). Sehingga kemudian Disdikpora Buleleng mengambil langkah dengan membentuk posko DO dibantu oleh masing-masing Koordinator Wilayah (korwil) di 9 Kecamatan.

Berdasarkan data terkahir yang berhasil didapat pada tahun ajaran 2021/2022 jumlah lulusan SD mencapai 11.963 orang siswa, sedangkan tahun ajaran 2022/2023 jumlah siswa baru di jenjang SMP hanya 11.523 orang. Sehingga dengan data itu berarti ada sekitar 440 orang lulusan SD diduga tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP.

Namun berdasarkan data semantara sudah ada sebanyak 92 siswa terdeteksi beresiko DO, dimana jumlah itu di Kecamatan Banjar 10 orang, Kecamatan Busungbiu 7 orang, Kecamatan Gerokgak 9 orang, Kecamatan Kubutambahan 13 orang, Kecamatan Seririt 38 orang, Sukasada: 1 orang dan Kecamatan Tejakula 18 orang.

Baca Juga :  Targetkan PSU 2024, Disperkimta Buleleng Gelar Rakor Tim Verifikasi

“Data ini masih bisa bertambah jumlahnya, karena upaya penjaringan siswa berpotensi DO akan dilakukan hingga bulan Agustus mendatang,” jelas Kepala Disdikpora Buleleng, Made Astika ditemui beberapa hari sebelumnya.

Bahkan Astika mengatakan kemungkinan siswa yang tidak melanjutkan pendidikan ke SMP dikarenakan beberapa faktor seperti siswa bersangkutan memang tidak ingin melanjutkan serta beberapa ada siswa yang melanjutkan pendidikan pada jenjang madrasah.

Kini pihaknya telah menginstruksikan seluruh kepala SD di Kabupaten Buleleng untuk menelusuri lulusan mereka. Kemudian itu akan diidentifikasi apa yang menjadi permasalahan siswa tidak melanjutkan ke tingkat SMP. Selanjutnya masalah itu akan dipecahkan, dengan harapan siswa itu dapat melanjutkan pendidikannya.

“Tim Posko DO akan melakukan pendekatan kepada orangtua siswa, agar ikut mendorong anak-anaknya kembali ke sekolah,” terangnya.

Disamping itu, Astika menegaskan jika adanya program Posko DO juga akan memfasilitasi dalam pemenuhan sarana prasarana apabila siswa-siswa itu mau kembali melanjutkan sekolah. Sarana dan prasarana itu mulai dari seragam sekolah, beasiswa hingga biaya transportasi jika memang diperlukan.

“Posko DO akan bergerak sampai 31 Agustus mendatang, kalau tidak bisa di pendidikan formal, minimal akan dialihkan ke pendidikan non formal kesetaraan. Jadi tidak ada istilah tidak ada biaya,” sebutnya.(dar/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News