Pemilu 2024
KPU saat melaksanakan program DP3 di Desa Suwug. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG – Untuk memberikan sejumlah pemahaman terkait pemilu 2024 mendatang. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Buleleng menyasar sejumlah desa di Kabupaten Buleleng yang pada pemilihan umum (Pemilu) 2019 kemarin memiliki tingkat partisipasi pemilihnya rendah.

Pada Rabu (30/6/2022) KPU Buleleng memberikan program Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan (DP3) tepatnya di Desa Suwug, Kecamatan Sawan yang pada pemilu 2019 tingkat partisipasinya relatif rendah yakni di angka 40 persen dari total pemilih.

Ketua kPU Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawan didampingi Ketua KPU Buleleng Komang Dudhi Udiyana menyampaikan jika Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng memberikan dana hibah non pemilihan Kepada KPU. Maka dana itu dimanfaatkan KPU untuk membuat program ke desa yang notabene partisipasinya rendah.

Nantinya apabila desa sudah menyadari dan paham tentang haknya, maka masyarakat akan otomatis memberikan suaranya ke TPS pada pemilu mendatang. Sehingga membuat persentase pemilih akan ikut meningkat.

Baca Juga :  Tinggi Suara Tak Sah Saat Pemilu 2024 di Bali, KPU Bali Akan Lakukan Evaluasi

“Ini kan bagaimana agar semua warga bisa sadar akan haknya masing-masing dan bisa menggunakan haknya dengan baik pada pemilu 2024 sehingga harapan kita ini bisa meningkatkan angka partisipasi,” terang Lidartawan.

Maka dengan adanya program DP3 optimisme peningkatan pemilih pada pemilu mendatang terbuka lebar apalagi ditambah KPU telah melakukan pemutakhiran data pemilih. Bahkan KPU mulai mendata pemilih yang meninggal serta pemilih yang masih bekerja di luar negeri.

“Data pemilih kita sudah mulai diperbaiki. Sehingga tidak ada lagi yang terdaftar di TPS bersangkutan ternyata dia berada di Denpasar atau berada di Jakarta,” sebut Lidartawan.

Sementara itu, Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM Gede Bandem Samudra memaparkan bahwa kegiatan diikuti 25 orang ini nantinya akan menjadi kader desa. Dimana mereka akan mensosialisasikan hal-hal terkait dengan Pemilu kepada masyarakat.

Lalu masyarakat yang awam pemilu otomatis akan menjadi lebih paham, serta masyarakat tidak tidak terpapar dengan berita hoax, politik sara, politik politik identitas serta yang terpenting partisipan pemilu akan jauh meningkat. Berdasarkan data Pemilu tahun 2019, Desa Suwug ini termasuk yang paling rendah partisipasi yakni di angka 40 persen.

Selanjutnya kata Bandem KPU Buleleng juga akan menggelar program yang sama di desa Julah, Kecamatan Tejakula. Di desa Julah sendiri partisipasi pemilih pada pemilu sebelumnya juga rendah yakni di angka 56 persen.

Baca Juga :  Apresiasi Hasil Inovasi di Buleleng, Balitbang Inovda Akan Gelar Lomba Kreasi Inovasi Daerah Tahun 2024

“Kita sasar dua desa dulu. Nanti jika anggaran ada, kita sasar desa yang partisipasi juga masih rendah,” ungkap Bandem.

Dipihak berbeda, Kepala Desa Suwug Ketut Suadnyana mengakui untuk kehadiran masyarakat berpartisipasi pada pemilu 2019 sangat rendah. Dari sejumlah 7.000 yang terdaftar sebagai pemilih, hanya hadir sekitar 2.400 orang.

Rendahnya pemilih ini lantaran banyak warga desa suwug yang hampir 60 persen bekerja di luar desa. Sebagian besar bekerja di sektor pariwisata.

“Kader-kader desa ini nantinya akan menyebarluaskan informasi menyambut event demokrasi tahun 2024. Sehingga ada peningkatan masyarakat untuk menentukan pilihan nantinya,” kata Suradnyana.(dar/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News