Olahan Bebek
Akademisi Unwar Dorong Peternak Kembangkan Variasi Produk Olahan Bebek. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, GIANYAR Akademisi Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (Unwar) mendorong peternak dan pengolah daging bebek untuk mengembangkan variasi produk olahan berbahan dasar bebek guna mendapatkan nilai tambah. Peternak dan pengolah bahan daging bebek diharapkan mampu melakukan diversifikasi olahan daging bebek guna memperbaiki citarasa yang khas, misalnya dibuat abon, sosis, bakso, dendeng dan sebagainya.

“Misalnya  dapat membuat olahan daging bebek afkir berupa bebek betutu frozen, bebek bungkep frozen dan olahan telur bebek berupa telur asin,” kata Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Unwar, Ir. Ni Made Yudiastari, M.Si., di Denpasar pada Senin (9/5/2022).

Baca Juga :  Tebar Pengaruh TIK dan Pola Asuh Gen-Z, Mahasiswa Polstat STIS Lakukan PKL di Buleleng

Yudiastari mengakui upaya untuk mendorong peternak dan pengolah daging bebek melakukan variasi produk olahan telah dilakukan melalui penyuluhan, salah satunya di Desa Belega Kabupaten Gianyar. Penyuluhan dilakukan dilakukan bersama dua rekannya yaitu Putu Yudha Asteria Putri dari Prodi Akuntansi dan I Gede Nyoman Carlos dari Prodi Manajemen.

Menurutnya, usaha penganekaragaman olahan berbahan bebek menjadi penting sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi peternak atau pengolah.

“Potensi produk dengan cita rasa, manfaat dan nilai jual yang tinggi dimiliki oleh peternak bebek, sebab itu penyuluhan ini perlu dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar,” ungkap Yudiastari.

Salah satu peternak bebek yang merupakan pemasok telur bebek di Kabupaten Gianyar adalah I Nyoman Polos. Usaha ternaknya terletak di Desa Belega Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar.

Baca Juga :  Kwarcab Badung Tempa Generasi Muda Tangguh Lewat Dianpinru dan Dianpinsat 2024

Saat ini ia memiliki sekitar 50 ekor bebek, hasil telur bebek langsung di jual ke pasar atau di ambil oleh pengepul untuk dikirim ke luar daerah Gianyar. Kurangnya ilmu pengetahuan dalam menghasilkan produk olahan telur bebek ataupun produk olahan bebek membuatnya hanya menjualnya begitu saja. Dampaknya pendapatan yang diperoleh tidak maksimal, bahkan kadang kala hanya cukup untuk mengembalikan biaya produksi.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News