Tumpek Uye
Bentuk Rasa Syukur, Yowana Puri Ageng Mengwi Lepas Burung di Pura Pucak Mangu. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, BADUNG – Sebagai bentuk rasa syukur dalam momentum pelaksanaan Hari Raya Tumpek Uye (Tumpek Kandang) Yowana Puri Ageng Mengwi melaksanakan pelepasan puluhan ekor burung, bertempat di Pura Penataran Agung Pucak Mangu, Plaga, Badung, pada Sabtu (29/1/2022).

Dalam kesempatannya, Ketua Yowana Puri Ageng Mengwi, Tugung Satya menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan Yowana Puri Ageng Mengwi beserta Yowana Asta Desa, Pengempon Pura Penataran Agung Pucak Mangu, dengan melepas 80 ekor burung ke hutan puncak mangu. Adapun burung yang dilepas liarkan yaitu berjenis Kukur, Kitiran, Merpati dan juga Kutilang. Kegiatan ini diinisiasikan langsung oleh Yowana Puri Ageng Mengwi dan Yowana Asta Desa sebagai bentuk rasa syukur dalam menyambut Hari Rata Tumpek Uye (Tumpek Kandang) di tahun 2022 ini.

Baca Juga :  Porsenijar Badung 2024 Resmi Ditutup, Disdikpora Siapkan Atlet untuk Porjar Bali

“Pada Hari Ini Kita Yowana Puri Ageng Mengwi Bersama Yowana Asta Desa Pemaksan Pura Pucak Mangu, melaksanakan pelepasan 80 ekor burung. Dengan pelaksanaan pelepasan burung ini kita harapkan keseimbangan ekosistem dilingkungan Hutan Puncak Mangu ini dapat benar-benar terjaga. Harapan saya agar kita semua mampu menjaga satwa di lingkungan hutan, marilah Generasi Muda kita wajib peduli akan ekosistem di bumi ini dan kita wajib bersyukur atas apa yang telah tuhan berikan kepada kita dengan cara 3M yaitu Merawat, Menjaga dan Melestarikannya. agar mampu kita wujudkan keharmonisan dan keseimbangan ekosistem di Hutan,” ungkap Tugung Satya.

Semenatra itu, mendukung penuh pelaksanaan kegiatan yang dilakukan Yowana Puri Ageng Mengwi tersebut, I Wayan Rusdika selaku koordinator acara mewakili pengempon Pura Penataran Agung Pucak Mangu mengapresiasi kegiatan yang dilakukan. Dirinya juga berharap kegiatan serupa dapat ditiru oleh muda-mudi lain di Bali.

Baca Juga :  Wali Kota Jaya Negara ‘Ngaturang Bhakti Pujawali’ di Pura Luhur Uluwatu

“Sebagai wujud kasih sayang kita terhadap hewan dan tumbuhan. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup jika tidak ada tumbuh-tumbuhan dan binatang, sebagai Umat Hindu kita patut melestarikan perkembangan ekosistem hutan di Bali pada khususnya,” tutup I Wayan Rusdika. (aar/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News