Doktor
Raih Doktor Usai Teliti Kanker Payudara. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, YOGYAKARTA – Kanker payudara masih menjadi persoalan kesehatan dunia. Upaya menentukan faktor risiko dan faktor penentu kekambuhan atau kematian menjadi penting untuk mengendalikan penyakit ini.

Beberapa penelitian terdahulu menyoroti MetS dan obesitas dikaitkan sebagai risiko berbagai kanker, termasuk kanker payudara. MetS juga dihubungan dengan munculnya kanker payudara stadium lanjut dan kondisi metastasis jauh.

Sindroma metabolik (MetS) adalah suatu kondisi yang dengan lebih dari tiga abnormalitas metabolik yaitu lingkar pinggang ≥ 80 cm, hipertensi (tekanan sistolik ≥ 130 mmHg, atau tekanan diastolik ≥ 85 mmHg) atau mengkonsumsi obat, hipertrigliseridemia (≥ 150 mg/dL) atau mengkonsumsi obat, hiperglikemia (≥ 100 mg/dl) atau mengkonsumsi obat, HDL rendah (< 50 mg/dL) atau mengkonsumsi obat.

Dosen Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKKMK UGM sekaligus dokter RSUP Dr. Sardjito dr. Kartika Widayati, Sp.PD-KHOM., melakukan penelitian untuk mengetahui apakah MetS dan obesitas dalam mempengaruhi kesintasan kanker payudara disebabkan oleh abnormalitas adipokin dan miR tertentu. Hasil kontradiktif dari beberapa penelitian terdahulu mendorong penelitian ini dilakukan pada penderita kanker payudara populasi Indonesia dengan sub-tipe molekuker yang paling dominan yaitu HR+/HER2-.

Baca Juga :  Pj Gubernur Mahendra Jaya Hadiri Entry Meeting BPK RI untuk Pemerintah Daerah Tahun 2023

“Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh faktor metabolik pasien, perubahan ekspresi adipokin leptin, dan disregulasi miRNA tertentu pada kesintasan kanker payudara tipe HR+/HER2- setelah dikendalikan dengan berbagai faktor klinikopatologi penentu kesintasan,” katanya saat ujian terbuka program doktor FKKMK UGM secara daring, Kamis (16/9/2021).

Dari penelitian yang dilakukan secara kohort retrospektif dengan mengambil data rekam medis pasien mulai tahun 2010-2020 diketahui MetS tidak berhubungan dengan kesintasan kanker payudara HR+/HER2. Sementara obesitas visceral berhubungan dengan kesintasan lebih singkat dibandingkan non obesitas.

Baca Juga :  Jangan Ketinggalan, AHM Buka Pendaftaran Mudik dan Balik Bareng Honda

Lalu, over-ekspresi leptin dan miR-143-3p secara statistik tidak berhubungan dengan DFS. Berikutnya, over-ekspresi miR-222-3p merupakan marka kesintasan lebih panjang. Triple over-ekspresi leptin/miR-222-3p/miR-143-3p memiliki DFS yang paling panjang, dibandingkan dengan kelompok minimal 1 marker over-ekspresi, dan 3 marka under-ekspresi.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News